Pengajian Keduapuluh empat
“Alladziena yu’minuuna bilghoibi wa yuqiemunassholata
wa mimmaa rozaqnahum yunfiequun”
(Bagian Ke II),
Assalamu’alaikum War. Wab.
Kita masih membahas ayat ke 3 surah
Al-Baqoroh tersebut diatas, untuk memperoleh kedalaman dan hikmah yang
seluas-luasnya. Kita akan melihat dari perspektif psikologi organismik Kurt
Goldstein disamping berbagai sudut pandang dengan pendekatan eklektik.
Psikologi
organismik
Menurut Kurt Goldstein (lahir
1878) : Organisasi pokok dalam berfungsinya organisme manusia ialah bentuk yang
disebut Gestalt atau Figure dan Dasar. Gestalt muncul dari suatu
proses yang timbul dari suatu Dasar yang menjadi latar belakangnya. Dapat
dimisalkan obyek dalam kamar. Obyek adalah bentuk dan kamar adalah latar belakangnya.
Seorang yang lapar dan harus mencari makanan, maka segala proses yang menuju
terpenuhinya makanan akan muncul sebagai Gestalt. Aktivitas psikologis
tersebut dapat menjangkau kemasa lalu, masa sekarang dan masa akan datang,
berupa ingatan tentang makanan yang pernah didapatnya dulu, atau pengamatan
terhadap keberadaan makanan disekitarnya, atau perbuatan yang diharapkan dapat
menghasilkan makanan. Jika organisme berubah, maka Gestalt juga akan
berubah, misalnya organisme yang lapar menjadi ketakutan, maka ketakutan itulah
yang menjadi Gestalt.
Menurut Goldstein terdapat Gestalt
wajar dan Gestalt tak wajar. Gestalt wajar memiliki totalitas organisme sebagai
latar belakang. Sedangkan Gestalt tak wajar terpisah dari keseluruhan
organisme, dan latar belakangnya merupakan bagian dari organisme yang terpisah
(terisolasi). Gestalt tak wajar timbul sebagai akibat kejadian traumatis atau
kejadian berulang-ulang yang tak berarti bagi pribadi yang bersangkutan yang
diistilahkan sebagai drill yang mekanis.
Gestalt wajar merupakan pilihan
pribadi ybs dengan tingkah laku yang bersifat teratur, fleksibel dan sesuai
situasi. Gestalt tak wajar merupakan tugas yang dipaksakan terhadap pribadi ybs
dengan tingkah laku yang kaku dan mekanis.
Untuk memelihara Gestalt yang wajar
maka sifat-sifat dan kebiasaan tidak perlu terlepas dari keseluruhan yang
menjadi Dasar dimana sifat-sifat dan kebiasaan itu terdapat. Seperti seorang
Khonghucu yang gemar makan babi, hendaknya tetap berada dilingkungan Tionghoa
Hokkian di Glodok yang masyarakatnya biasa makan daging babi (Siti Maslahah
Miftach, 2004). Kalau dia berpindah dilingkungan muslim yang mengharamkan
daging babi, maka kegemarannya makan babi akan mendapat tatangan lingkungannya
dan terlepas dari keseluruhan yang menjadi Dasar. Akibatnya Gestalt yang semula
wajar menjadi tidak wajar. Oleh sebab itu Gestalt wajar dalam manifes
kongkretnya selalu menunjukkan pengaruh
kebudayaan dimana individu yang bersangkutan hidup.
Aceh
sebelum tsunami.
Sebelum badai tsunami orang Aceh pada
umumnya menganggap dirinya sebagai bangsa Aceh, sangat bangga terhadap dirinya
dan kebudayaannya. Mereka menyebut teritorinya sebagai “Serambi Mekkah”, tempat
yang teragung di dunia setelah Mekkah Al-Mukarromah. Kebanggaan yang meliputi
seluruh ketidaksadaran kolektif suku bangsa Aceh, menjadi Dasar atau latar
belakang Gestalt keinginan untuk berbeda dari yang lain, untuk menunjukkan diri
yang istimewa. Akhirnya terjadilah proses aktualisasi diri yang tidak equal
dengan keberadaan Bangsa Indonesia
secara keseluruhan yang menjadi Dasar Gestalt
keberadaan Nation-Sate
Indonesia . Maka
dari perspekptif psikologi organismik, suku bangsa Aceh menjadi semacam
organisme yang terlepas dan terisolasi dari keseluruhan yang menjadi Dasar
Gestalt Kolektif Bangsa Indonesia .
Dari proses psikologis inilah muncul keinginan spraratis Aceh Merdeka pada
sekelompok orang Aceh sebagai Gestalt tak wajar yang memicu perang sparatis
yang berkepanjangan. Ketika Aceh Merdeka menghadapi tantangan dari Pemerintah
dan mayoritas Bangsa Indonesia, sehingga sulit terwujud, terjadi proses
psikologis instinc-derrivative yang membentuk obyek substitusi yang
lebih terasimilasi dengan lingkungan Dasar keseluruhan psyche Bangsa Indonesia,
tetapi tetap mempertahankan keistimewaan, kekhasan yang menggambarkan “id”
orang Aceh yang mengganggap dirinya lebih unggul dari yang lain. Inilah yang
membentuk Gestalt memberlakukan Syariat Islam dan mengubah nama Aceh menjadi
Nangroe Aceh Darussalam yang berarti Negeri Sorgawi. NAD menjadi kulit luar,
karena belakangan di Aceh timbul peningkatan Gestalt terisolasi yang menjadi
sumber perilaku perjuangan untuk menjadikan Aceh sebagai pusat negara Islam
baru yang terbesar didunia yang rencananya bernama Negara Islam Maphilindo,
merupakan gabungan negara-negara Malaysia, Philippina dan Indonesia. Prosesnya
akan ditempuh melalui serangkaian revolusi dan perubahan sosial di
negara-negara itu. Dapat dibayangkan betapa hebatnya pergolakan kawasan ini
dimasa depan, karena Gestalt tidak wajar orang-orang Aceh yang mempengaruhi
seluruh sikap mental dan perilaku mereka akan menjadi mainstream pergolakan
dikawasan ini. Jadi proses psikologis yang menjadi latar belakang pergolakan
Aceh selama ini, bukan bersumber dari hakekat “Alladzina yu’minuuna bil-Ghoibi”
: “Mereka yang beriman kepada Yang Ghoib” (Al-baqoroh : 3), yang sudah dapat
dipastikan akan melahirkan Gestalt yang wajar. Melainkan bersumber dari
mekanisme psikologis yang menyimpang yang melahirkan Gestalt tak wajar, yang
melahirkan permusuhan dan tragedi kemanusiaan selama berpuluh tahun, tanpa
prospek berakhir.
Aceh setelah tsunami.
Setelah tsunami orang Aceh kehilangan
segala-galanya. Seluruh kehidupan subyektif dan peradaban yang mereka
agung-agungkan selama ini lenyap dalam sekejap. Kini mereka mengalami trauma yang
hebat. Gestalt mereka sekarang adalah ketakutan. Ketakutan akan kehidupan dan
masa depan. Puluhan ribu orang Aceh tewas dan sisanya sekarat. Bahkan sebagian
mereka tidak ingin lagi tinggal di NAD lagi. Gelombang eksodus meninggalkan
Aceh, ditengah-tengah sekitar 200.000 lebih mayat yang bergelimpangan hampir
diseluruh wilayah Aceh, kecuali Pulau Sabang yang selamat sentosa. Ribuan
anggota GAM mati, ribuan tentara mati, mereka yang saling membunuh selama
puluhan tahun itu mati. Mereka yang terus menerus berperang itu kini tinggal
menjadi onggokan mayat. Negeri yang mereka perebutkan tinggal menjadi kuburan
massal dan sumber ancaman wabah epidemi yang mengerikan. Gelombang tsunami yang
hanya 10 menit itu telah membuat Aceh menjadi tempat yang paling mengerikan
dimuka bumi. Mimpi tentang Aceh Merdeka dan mimpi tentang Negara Islam
Maphilindo ikut sirna bersama onggokan mayat-mayat yang membusuk itu. Mereka
semua mati. Dahulu Allah pernah membinasakan penduduk negeri Sodom dan Amurah yang sesat (vide, Pengajian
Kedelapanbelas, 22/10/04 ).
Peristiwa badai tsunami ini berpuluh kali lipat hebatnya dari peristiwa di
zaman Nabi Luth a.s. itu.
Sebab-sebab
tsunami
Minggu, 26/12/2004 terjadi badai tsunami akibat patahan di dasar laut, karena subdukasi
lempeng samudera dan lempeng benua. Lempeng samudera patah dan menghunjam
kebawah, sedangkan lempeng benua mencuat keatas. Terjadi didasar laut pada kedalaman 10 km yang
tergolong dangkal, pada posisi 2,9o
LU dan 95,6o
BT, di Samudera Hindia selatan Meulaboh, dengan kekuatan 8,9 SM (Skala
Magnitudo, yaitu sekala yang sebanding dengan energi yang dilepaskan pusat
gempa), jam 7.58,50 WIB, yang mengakibatkan terjadinya gempa tektonik dan badai
tsunami yang melanda Meulaboh sebagai gempa pertama. Gempa kedua terjadi pada posisi
12,37o
LU dan 92,15o
BT di Samudera Hindia di dekat Kepulauan Andemen Thailand, dengan
kekuatan 5,8 SM, jam 09.15, 57 yang mengakibatkan badai tsunami yang menghantam
Thailand, India, Maladewa, Bangladesh hingga Somalia. Gempa ketiga terjadi pada
posisi 2,9o
LU dan 95,6o
BT di Samudera Hindia di Kepulauan Nicobar sebelah utara Banda Aceh
dengan kekuatan 6,0 SM, jam 09.22,01, yang mengakibatkan badai tsunami
menghantam Banda Aceh, Sri Langka dan Malaysia.
Secara tekhnis subdukasi lempeng
seperti yang terjadi ini dapat dibuat manusia dengan teknologi tingkat tinggi
dengan penggunaan energi laser berkekuatan tinggi yang mampu menembus kedalaman
samudera, menembus top soil dan menghantam titik patahan lempeng. Juga bisa
dengan mini nuklir yang diledakkan tepat pada titik patahan. Teknologi semacam
itu mungkin dimiliki oleh NSA, CIA dan badan-badan setara didunia. Bisa juga
oleh peristiwa alam murni berupa gerak subdukasi tektonik alamiah, yang dapat
kita kategorikan sebagai perbuatan Tuhan dalam konteks substansi ayat
“Alladzina yu’minuuna bil-ghoibi”. Sejauh ini belum ada penyelidikan
sebab-sebab terjadinya subdukasi tektonik itu. Ini penting untuk kita
memastikan fungsi kognitif dan fungsi transenden kita dalam memahami peristiwa
ini.
Prospek pasca tsunami.
Badai tsunami telah melenyapkan
generasi yang gemar berperang dan saling membunuh di Aceh dan Sri Lanka
(ribuan anggota Macan Tamil tewas). Akan lahir generasi baru dengan proses
kanalisasi yang berbeda, sehingga akan membentuk konstitusi jiwa yang berbeda,
seperti eksodus Musa a.s. yang justru berputar 40 th di padang pasir agar
generasi Bani Israil pertama yang musyrik yang lahir di Mesir punah, sehingga
yang masuk Kana’an atau Yerussalem Negeri Yang Dijanjikan adalah generasi baru
yang lahir dalam eksodus dengan proses kanalisasi baru yang membentuk
konstitusi jiwa yang Tauhid.
Generasi baru Aceh memiliki kesempatan
untuk melakukan proses kanalisasi baru, membentuk konstitusi jiwa baru yang
terlepas dari cita-cita GAM, Maphilindo dan NAD dengan segala traumatisnya.
Akan lahir generasi baru yang lebih sekularistik dengan pemahaman agama yang
lebih jernih sehingga dapat mencapai sublimasi Tauhid, dan jadilah mereka ummat
yang dimaksud dalam kategori “Alladzina yu’minuuna bil-ghoibi” dengan keseimbangan
sifat-sifat agnostic dan transenden. Meskipun saat ini wilayah Aceh merupakan
tempat yang paling mengerikan dimuka bumi, tapi setelah ini wilayah Aceh
bersama Sri Lanka akan menjadi lokomotip pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di
kawasan Asia Tenggara. Kawasan Sabang (Pulau We) yang terbebas dari bencana
akan menjadi pusat manajemen kapital yang dapat menghimpun kapital masyarakat
dunia untuk membangun kawasan itu. Insya Allah. Sekian bagian ke II, kita
lanjutkan pada bagian ke III Jumat depan. Selamat Tahun Baru Syamsiyah 2005.
Birahmatillahi Wabi’aunihi Fi Sabilih.
Wassalamu’alaikum War. Wab.
Pengasuh,
HAJI
AGUS MIFTACH
Ketua
Umum Front Persatuan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar