Pengajian Ketujuhpuluh Dua (72),
Oleh : KH. Agus Miftach
Assalamu’alaukum War. Wab.
Bismillahirrahmanirrahiem :
“Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan
bahwa Aku telah mengunggulkanmu atas segala umat (pada zamannya)” ; (Al-Baqoroh
: 47).
Kita akan melakukan eklektik pembahasan dari
perspektif teologis, historiografis, antropologis dan psikologis, dalam rangka
menggali hikmah yang terdalam dari ayat tsb.
Pokok Bahasan.
Pengertian nikmat dimaksud ayat didepan,
yaitu pengangkatan Rasul Allah dari lingkungan Bani Israil, penurunan Al-Kitab
kepada mereka dan mengunggulkan/memenangkan mereka dari umat lain pada zaman
itu, seperti pada zaman Daud dan Sulaiman. Abu Aliyah berkata : “Mereka
mendapat keunggulan melalui kerajaan, para rasul, kitab-kitab dan atas
umat-umat yang lain pada zamannya. Karena pada setiap zaman ada umat yang
unggul”. Tetapi narasi mufassirin diatas
tidak sesuai dengan fakta-fakta antropologis dan arkeologis.
Dipuncak kejayaan Bani Israil pada zaman Daud
dan Sulaiman, peradaban mereka masih jauh dibawah Mesir dan Babilonia, bahkan
masih dibawah Asiria (Irak) dan Damaskus. Menurut Ahmad Shalaby (1996) bahkan
masih berada dibawah peradaban Phoenicia dizaman Raja Hiram. Kerajaan Daud dan
Sulaiman pada puncak kejayaannya menurut paha ahli sejarah juga bukan kerajaan
yang besar sebagaimana Mesir dan Asiria, melainkan sebuah kadaulatan teritori
yang kecil saja. Banyak kalangan menyesalkan penulisan Bibel yang terlalu
membesar-besarkan kerajaan Daud dan Sulaiman hanya karena fanatisme belaka.
Tafsir Jalalain menitikberatkan makna nikmat
dan keunggulan dimaksud ayat didepan lebih bertumpu pada ketaatan nenek moyang
Bani Israil, seperti Ibrahim, Ishak dan Ya’kub kepada Allah SWT yang membuat
generasi awal itu berperilaku mulya, sehingga memiliki maratabat dan kehormatan
yang tinggi disisi Allah.
Pada masa turunnya ayat ini, perilaku Bani
Israil sudah menyimpang jauh dari tuntunan nenek moyang mereka yang beriman,
para rasul dan kitab mereka. Maka Allah memperingatkan dengan menggunakan
sebutan nenek moyang mereka “Israil” yang merupakan gelar Nabi Ya’kub a.s untuk
mengingatkan agar mereka kembali kejalan tauhid sebagaimana perilaku nenek
moyang mereka dengan beriman kepada Rasulullah SAW.
Sementara itu Mujahid dan yang lain r.anhum
meriwayatkan bahwa pada masa ini umat yang terunggul adalah Ummat Islam,
ditinggikan diatas Bani Israil berdasarkan Firman Allah SWT :
“Kamu adalah ummat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia,menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik” ; (Ali Imron : 110).
Dengan demikian makna ayat diatas tidak boleh
dibelokkan untuk mengunggulkan Bani Israil diatas umat-umat yang lain, baik
yang sebelum maupun sesudahnya. Rasulullah SAW adalah orang yang paling unggul
atas semua makhluk ciptaan Allah, junjungan umat manusia di dunia dan akhirat.
Ulasan.
Pada Pengajian ke-71 yang lalu kita mulai
Telaah tentang Ordo Illuminati yang
didirikan oleh Prof. Adam Weishaupt seorang Yahudi Bavaria, Jerman pada
th. 1771. Dalam perkembangannya Ordo Illuminati menjadi gerakan induk
Neo-Zionist bersama Global-Freemasonry dengan cita-citanya untuk membentuk “Novus
Ordo Seclorum” (Tata Dunia Baru) yang diantara tujuan akhirnya adalah
menghancurkan kerajaan-kerajaan dan pemerintahan nasional serta menghapuskan
semua agama yang ada.
Tujuan puncak Illuminati adalah “E
Pluribus Unum”, satu pemerintahan dunia, yang mereka kendalikan untuk
memerintah segala umat manusia di dunia dibawah ideology Talmud. Illuminati
tampak jelas mengadopsi doktrin Qabbala (penyembahan berhala) yang telah
merasuk dalam kehidupan Bani Israil sejak zaman Pharao’s Mesir abad
ke-15 SM. Faham Qabbala itulah yang menjadi essensi dasar ajaran Talmud yang
demikian kuat dikalangan Yahudi, yang lebih diyakini daripada ajarah Taurat,
dan bahkan Taurat telah dicampur-adukkan dengan Talmud.
Diantara doktrin Illuminati yang terkenal
adalah : “Dosa hanyalah bila hal itu menimbulkan penderitaan, tetapi bila
keuntungan yang diperoleh lebih besar dari mudharatnya, maka hal itu menjadi
suatu kebajikan”. Doktrin ini menjadikan para penggiat Illuminati tidak segan melakukan kekerasan bahkan
kriminalitas sekalipun dalam mencapai tujuannya yang secara subyektif dianggap
sebagai suatu kebajikan.
Illuminati menghimpun orang-orang terbaik dan
paling cerdas di seluruh Eropa yang sebagian besarnya adalah cendekiawan
Yahudi. Setiap anggota diaspirasikan untuk menjadi penguasa. Ini menimbulkan
banyak godaan berbagai kalangan untuk menjadi anggota Illuminati.
Pada Kongres Illuminati di Wilhelmsbad 1782
dengan peranan Baron Adolf von Knigge, Illuminati bergabung dan menjadi
inti dari Global-Freemasonry sebuah fusi-Zionist seluruh dunia. Dan
setelah itu keanggotaan Illuminati meluas, menyebar dari Denmark sampai
Portugal, bahkan lebih luas lagi. Pada th. 1784 di Bavaria ditemukan dokumen
pada mayat seorang kurir Illuminati yang disebut sebagai :”Protocol of the
Elders of Zion” (Protokol dari para pinisepuh Zion) yang berisi agenda
besar kaum Zionis untuk menguasai dunia. Kasus Protocol Zion ini mengakibatkan
Ordo Illuminati pada Agustus 1784 diberangus oleh Raja Bavaria.
Pemimpin Illuminati Adam Weishaupt melarikan
diri ke Gotha dan mendapat perlindungan
dari Duke Erns II. Tentu saja kasus ini tidak akan mematikan Gerakan Illuminati
dibawah konspirator paling cerdas pada masa itu Adam Weishaupt. Berbagai sayap
Illuminati bahkan berkembang semakin radikal. Pada th. 1788 inilah pemberontakan terbuka pertama
Illuminati dalam rangka mewujudkan cita-citanya. Domingos Vidal Barbarosa
dan Jose Alvares Maciel, keduanya tokoh Illuminati, memimpin
permberontakan terhadap Kerajaan Brazil, tetapi pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh raja muda Marquis de
Barbacena.
Tapi ini baru permulaan, Illuminati terus
bergerak maju. Adam Weishaupt adalah tokoh yang penuh kontroversi. Encyclopaedia
Catholica Roma 1910 menyatakan Adam Weishaupt telah bertaubat pada saat
sekarat dan melakukan rekonsiliasi dengan Gereja. Tetapi penulis riwayat
hidupnya Garry Allen mengklaim bahwa Adam Weishaupt sebelum ajalnya
tengah menulis esei tentang seni sihir berjudul “ Two Fragments on a Ritual”
(Ritual Dua Fragmen), ketika ia tiba-tiba lunglai dan meninggal pada tgl. 18
Nopember 1830 di Gotha.
Lebih dari seabad kemudian Kongres Zionis
Internasional ke I yang berlangsung tgl. 29-31 Agustus 1897 di Bazel,
Switzerland, mensahkan “Protocol Zion” sebagai acuan utama gerakan
Zionis. Kongres ini seakan membenarkan peringatan John Robinson yang
disampaikan pada th 1789 tentang bahaya agenda kaum Zionis terhadap
bangsa-bangsa dan agama-agama di dunia.
Para peneliti Illuminati meyakini bahwa
konspirasi Illuminati bertujuan menghancurkan gereja Katholik Roma.
Pengembangan faham dan orde rasionalisme merupakan konspirasi Qabbalis yang
kemudian melahirkan gerakan “Reformasi Gereja” di Jerman dibawah pimpinan
pendeta Martin Luther yang berujung pada berdirinya Gereja Protestan,
yang merupakan bentuk perpecahan agama masehi yang paling nyata dan pelemahan
terhadap posisi Vatikan.
Dimasa yang mutakhir ini seorang penulis
Amerika Serikat yang masyhur Dan Brown dalam novelnya yang terkenal “the
Da Vinci Code (2005)” terang-terangan membela faham
Qabbala-Paganisme yang menurutnya merupakan
kepercayaan sah umat manusia tentang hukum suci semesta alam yang
dicurangi, difitnah dan dirusak oleh Gereja.
Narasi Al-Qur’an yang menyatakan, bahwa
diantara Bani Israil terdapat orang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang fasik, dibuktikan sendiri oleh sikap mental dan perilaku mereka
dimasa silam, dimasa Rasulullah dan di zaman ini melalui gerakan Illuminati dan
Freemasonry. Tentang Freemasonry sudah kita bahas cukup luas dalam Buku ke-3
dan Ke-4.
Jerusalem.
Kita lanjutkan parallel pembahasan khilafat
di Jerusalem. Pada th. 698 SM Manasye yang masih kecil naik tahta
menggantikan ayahnya Emanu-El Hezekiah. Manasye memerintah di Jerusalem selama
55 th. Dalam masa pemerintahannya terjadi pertentangan antara Manasye yang
mengembangkan sinkretisme dengan mengadopsi paham penyembahan berhala (Qabbala)
dewa-dewa Kana’an kuno yang senafas dengan ritual Asiria dan Mesir bercampur
dengan ritual Yahweh di Haekal Sulaiman dan di seluruh negeri.
Gambar Dewi Asyera lambang kesuburan Qabbalis
bahkan dipasang di Devir Haekal Sulaiman. Pemujaan Baal meluas di desa-desa,
bahkan ritual pengorbanan manusia di
Lembah Hinom dihidupkan kembali menimbulkan aura horror. Manasye yang merasa
terjepit diantara kekuatan Asiria dan Mesir menjalankan politik sinkretisme
untuk mendapatkan kembali wilayah-wilayahnya yang hilang. Politik
sinkretisme-nya memang tidak sia-sia,
sebagian wilayah Yehuda kembali.
Tetapi para nabi baik di Utara maupun di
Selatan menentang sengit paganisme yang dikembangkan Raja Manasye. Mereka
menyerukan ketauhidan Yahweh El-Syada’i sebagai satu-satunya tuhan Bani Israil.
Diantara para nabi yang paling gigih adalah nabi Eliah dan Hosea dari
Israel (Utara). Tetapi perlu dicatat bahwa tradisi sinkretisme sebagaimana
telah kita telaah dalam buku ke-3 dan ke-4 sudah ada sejak zaman Sulaiman.
Namun para reformis Deutronomis tidak gentar,
dengan keras mereka mengecam Raja Manasye dan menyerukan ketauhidan Yahweh.
Tetapi visi ketauhidan Bani Israil dan
Ummat Islam berbeda. Antropolog Karen Armstrong (2005) menyatakan sesungguhnya
:”Para penulis Deutronomi masih belum menjadi monotheis (tauhid); mereka
percaya bahwa tuhan-tuhan lain ada, tapi mengajukan gagasan bahwa Israel telah
dipanggil untuk menyembah Yahweh saja”. Ini jelas berbeda dengan Islam yang
membakukan konsep “ Tidak ada tuhan selain Allah”.
Sekian, kita lanjutkan pengajian yang akan
datang. Terima kasih.
Selamat Tahun Baru Syamsiah 2006,
Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih,
Wassalamu’alaikum War. Wab.
Jakarta, 30 Desember 2005
Pengasuh,
KH. AGUS MIFTACH
Ketua Umum Front Persatuan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar