11.7.17

Pengajian Ketujuhpuluh Satu (71).






Pengajian Ketujuhpuluh Satu (71).

Assalamu’alaikum War. Wab.
Bismillahirrahmanirrahiem,




“Yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya” ; (Al-Baqoroh : 46).

Eklektik pembahasan secara multiperspektif dan holistis akan kita lakukan dalam rangka menggapai hikmah yang setinggi-tingginya dari setiap bahasan ayat Al-Qur’anul Kariem.

Pokok Bahasan.
Ayat ini masih merupakan rangkaian yang tak terpisahkan dari ayat sebelumnya, bahkan merupakan penyempurnaan penjelasan tentang solat, yang sungguh berat kecuali bagi orang-orang khusyu’. Dalam kaitan dengan ayat ini, maka pengertian khusyu’ disempurnakan dengan keyakinan bahwa mereka akan menemui Tuhannya. Artinya mereka mengetahui bahwa dirinya akan dikumpulkan kepadaNya di Hari Kiamat. Segala amal perbuatan mereka akan ditampilkan dan dihadapkan kepada Allah SWT. Segala persoalan mereka akan dikembalikan kepada kehendak Allah SWT yang akan menghukumi berdasarkan ke MahaadilanNya. Maka sesungguhnya persyaratan untuk khusyu’ adalah ketaatan, dan persyaratan untuk ketaatan adalah pengetahuan tentang Hari Pembalasan. Jika orang mengetahui hakekat Hari Pembalasan, maka ia tidak akan sempat berpikir tentang kemungkaran. Inilah kunci kekhusyu’an.
Dalam kaitan dengan hal ini Tafsir Ibnu Katsir menuturkan, bahwa Allah SWT telah banyak memberikan kenikmatan hidup bagi manusia dalam kodratnya masing-masing, tetapi kebanyakan manusia melupakannya dan mengira tidak akan bertemu dengan Tuhannya. Maka pada Hari Pembalasan itu Allah akan melupakannya seperti ia dahulu melupakan Allah Ta’aala. Secara redaksional ayat ini berkaitan pula dengan sifat-sifat Bani Israil yang sering melupakan nikmat Allah yang banyak yang telah dianugerahkan kepada mereka pada zaman-zaman mereka terpilih sebagai pengemban wahyu Allah. Tetapi mereka kemudian mengingkari perintah Allah dan bahkan mendustakannya.

Ulasan,
Dalam buku ketiga dan keempat telah diungkapkan adanya gerakan neo-Zionist dengan nama Global Freemasonry yang bahkan menyangkal keberadaan Hari Kiamat, Alam Akhirat, bahkan menyangkal keberadaan Tuhan yang Ghoib sebagaimana diajarkan agama-agama samawi, Islam, Masehi dan Taurat. Mereka membakukan doktrin-doktrin Qabbala baru dalam naturalism, materialism dan humanism.
Selain Global-Freemasonry terdapat satu organisasi neo-Zionist yang berpengaruh kuat dikalangan masyarakat Zionist bahkan didalam Global-Freemasonry itu sendiri dan menjadi inti dari gerakan Masonry, yaitu “Illuminati”.  Didirikan oleh Adam Weishaupt seorang Yahudi Bavaria, Jerman. Adam sendiri lahir pada tgl. 6 Februari 1748 di Ingolstadt, Bavaria, Jerman dari pasangan Yahudi Orthodoks. Ketika ayahnya beralih ke agama Katholik, Adam disekolahkan ke sekolah dasar Katholik kemudian hoschule (sekolah menengah umum) Ordo Jesuit. Dengan bantuan ayahnya ia menguasai bahasa Ibrani membuatnya mampu mendalami naskah-naskah kuno agama Yahudi. Adam Weishaupt diakui oleh para pendeta dan guru besar pada masanya sebagai seorang yang memiliki kecerdasan tinggi. Ia kemudian menjadi professor bidang hukum gereja di Universitaet Inglostadt.
Setelah mendalami manuskrip kuno tentang Qabbala sepanjang 1768-1770, pada th. 1771 Adam Weishaupt memulai gebrakan besarnya dengan mendirikan ordo rahasia yang diberi nama “Perfectibilisen”,yang merupakan cikal bakal Illuminati, yang bentuknya disesuaikan dengan misi “Ordo Qabbala Putih” kuno yang bertujuan mengubah arah peradaban umat manusia. Struktur organisasi itu disusun sesuai lambang resmi Qabbala, piramida.
Adam Weishaupt berpendapat masyarakat hanya bisa diselamatkan melalui “Novus Ordo Seclorum” (Tata Dunia Baru). Untuk itu gerakan Illuminati  memiliki lima tujuan akhir, yaitu :
1.     menumbangkan kerajaan-kerajaan,
2.    menghapuskan kepemilikan pribadi dan warisan,
3.    menghilangkan kecintaan kepada tanah air,
4.    meniadakan kehidupan keluarga dan lembaga perkawinan serta membentuk pendidikan komunal bagi anak-anak, dan
5.    menghapuskan semua agama.
(Joseph Trainor : Adam Weishaupt – The New World Order and Utopian Globalism; UFO Roundup, Vol 5, Num. 6,2001)
Inilah bukti nyata perilaku orang-orang yang melupakan Allah, maka pada Hari Pembalasan mereka akan dilupakan oleh Allah SWT sebagaimana dimaksud penjelasan ayat didepan.

Bani Israil.
Kembali kepada penelusuran sejarah Bani Israil. Seperti telah diterangkan pada pengajian terdahulu bahwa Ishak memiliki dua orang putra, yaitu Esau dan Ya’kub yang bergelar Israil. Ya’kub a.s. menikahi dua orang sepupunya dari kerabat ibu,yaitu Liah dan Rahil, kemudian menikah lagi dengan dua orang jariyah kedua istrinya, yaitu Zilfah dan Bilhah. Dari keempat istrinya itu lahirlah 12 anak laki-laki yang menjadi cikal bakal 12 suku Bani Israil yang menjadi akar ras Bani Israil atau Yahudi, yaitu :

-          Dari Liah lahir :  Raubin, Syam’un, Lawi (dari keturunan Lawi lahir Nabi Musa a.s), Yahuza/Yehuda (dari namanya lahir kalimat Yahudi), Yassakir dan Zabulun,
-          Dari Rahil lahir : Yusuf dan Benyamin,
-          Dari Zilfah lahir :Jad dan Asyir,
-          Dari Bilhah lahir : Dan dan Naftali.

Dari keempat istrinya Rahil adalah yang paling dikasihi Ya’kub, demikian pula kedua anak Rahil, Yusuf dan Benyamin. Karena iri ke-10 saudaranya bermaksud membinasakan Yusuf dengan melemparkannya kedalam telaga dangkal yang gelap. Mereka menipu ayahnya dengan mengarang cerita bahwa Yusuf mati dimakan Srigala. Merekapun melumuri baju Yusuf dengan darah binatang. Tetapi Allah SWT memiliki skenarioNya sendiri. Serombongan kafilah yang lewat mengambil air di telaga itu, dan Yusuf bergantung ditimba airnya. Yusuf yang tampan itu lalu dijual kepada Kepala Polisi Mesir. Semula ia menikmati kehidupan pelayan pembesar yang cukup baik, kemudian ia dijebloskan ke penjara karena difitnah menggoda istri pembesar itu, Zulaicha. Di penjara ia berkenalan dengan sorang kepala pelayan minuman raja yang tengah dihukum. Atas pertolongannya beberapa tahun kemudian Yusuf dibebaskan, bahkan dikemudian hari Yusuf menjadi orang kepercayaan Fir’aun Futi Faragh atau Futifar yang memerintah sekitar abad 18-17 SM. Yusuf kemudian diangkat menjadi Pembesar bidang Perbekalan dan Makanan Kerajaan Mesir. Ini membuka jalan bagi ayahnya Ya’kub dan saudara-saudaranya eksodus ke Mesir berkaitan dengan bala kelaparan yag melanda Kana’an sebagaimana yang pernah terjadi pada masa Ibrahim a.s (vide, Buku kedua : Pengajian ke-22).
Penguasa Mesir pada masa itu adalah Dinasti Amalik atau disebut juga Kaum Hyksos yang menjalankan politik penindasan terhadap pribumi Mesir yang selalu ingin menggulingkan dinasti penjajah itu. Dalam Muqaranatul Adyan : Al-Yahudiyah (1961) Ahmad Shalaby mengemukakan bahwa pemerintahan kaum Hyksos ini merupakan persekongkolan dinasti Amalik dengan kalangan orang-orang asing yang ada di Mesir. Fakta ini diungkapkan dengan jelas di dalam Taurat dimana Fir’aun Futipar mendesak Yusuf agar mengundang saudara-saudaranya untuk berimigrasi ke Mesir dimana dijanjikan jaminan material.
Berkata Fir’aun Futipar kepada Yusuf : “Bawalah sekalian bapak dan keluargamu untuk menemuiku, akan kuberikan segala kemewahan negeri Mesir kepada kamu sekalian, agar kalian semua benar-benar dapat menikmati kemakmurannya. Ambillah kereta-kereta dorong dari Mesir ini, bawalah anak-anak dan istri kamu, sekalian bawalah bapak kamu kemari. Janganlah kamu bimbang dan ragu meninggalkan harta-harta kesayanganmu, karena semua kemewahan dan kemakmuran di negeri Mesir ini adalah untuk kamu” (Sifir Takwin).
Sejarah mencatat Ya’kub dan anak-anaknya (Bani Israil) menerima dengan hati terbuka tawaran konspirasi politik dengan penjajah Dinasti Amalik ini.

Kemunduran Jerusalem.
Kita lanjutkan pembahasan parallel tentang khilafat di Jerusalem. Th. 710 SM Emanu-El Hezekiah naik tahta menggantikan ayahnya Raja Ahaz. Memenuhi visi nabi Yesaya, Hezekiah menyerukan penegakan ketauhidan Yahweh. Ia membersihkan Haekal Sulaiman dan Jerusalem dari simbol-simbol penyembahan berhala. Membanjirnya pengungsi dari Israel, menjadikan Jerusalem menjadi tiga atau empat kali lebih besar dari semula. Muncul kota baru kedua diseberang Haekal yang disebut Mishneh, dan satu kota lagi di  Tyropoeon yang disebut Makhtesh atau Lorong. Pada waktu itu yang berkuasa di Asiria adalah Kaisar Sargon II yang memiliki kebijakan liberal dengan memberi kelonggaran vassal-vassalnya termasuk Jerusalem untuk berkembang secara ekonomi. Ketika Sargon meninggal th 705 SM, Jerusalem yang merasa kuat mencoba mengkonsolidasikan sejumlah vassal seperti Tirus, Askelon dan Babilonia serta meminta dukungan Mesir untuk lepas dari Asiria. Tetapi Asiria (Irak) dengan Kaisar barunya Sanherib masih terlalu kuat. Dalam waktu singkat Sanherib berhasil memadamkan pemberontakan di Babilonia dan seluruh Mesopotamia, dan mulai bergerak ke Barat menuju Jerusalem. Ternyata Mesir tidak mengirim bantuan ke Jerusalem, sementara Transyordania dan Phunisia jatuh dengan mudah dihadapan kekuatan Asiria. Maka akhirnya Sanherib dan pasukannya yang kuat itu tiba didepan tembok Jerusalem. Usaha Hezekiah untuk mengirim hadiah guna mencegah niat Sanherib menaklukkan Jerusalem gagal. Adalah nabi Yesaya yang tetap berkeyakinan bahwa Yahweh El-Sada’i tidak akan meninggalkan sama sekali Yehuda. Haekal Sulaiman akan menjadi Benteng Zion yang akan melindungi kota Yahwist. Keyakinan Yesaya tidak sia-sia, para penulis Kitab “Tawarikh “ menyebutkan bahwa Yahweh mengirim para malaikatNya untuk menghancurkan dan mengusir pulang tentara Sanherib. Antropolog Karen Arsmtrong (2005) bersikap skeptis terhadap narasi Tawarikh itu. Faktanya tentara Asiria terserang wabah bukan diserang malaikat, tetapi para Yahwist melihatnya sebagai mukjizat dari Devir Haekal Yahweh di bukit Zion. Keyakinan magis-Zion itu membuat mereka lengah.Th. 700 SM Sanherib kembali ke wilayah Jerusalem dan berhasil merebut  enampuluh kota kerajaan Yehuda dan mendeportasi jumlah besar penduduknya. Hezekiah kehilangan hampir seluruh wilayahnya, menjadikan Jerusalem sebuah negara kota yang kecil. Sekian, sampai pengajian mendatang.

Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih, Selamat Natal 2005.
Wassalamu’alaikum War. Wab.
Jakarta, 23 Desember 2005,
Pengasuh,



HAJI AGUS MIFTACH

Ketua Umum Front Persatuan Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar