Pengajian Kesembilanpuluh Tujuh (97),
Assalamu’alaikum
War. Wab.
Bismillahirrahmanirrahiem,
“Dan mereka berkata,”Kami sekali-kali tidak
akan disentuh api neraka kecuali hanya beberapa hari saja.”Katakanlah,”Sudahkah
kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak memungkiri janjiNya,
ataukah kamu hanya mnengatakan kepada Allah apa yang tidak kamu ketahui ?”
(80). (Bukanlah demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan dia telah
diliputi oleh dosannya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya
(81). Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itulah penghuni
sorga. Mereka kekal didalamnya (82”); Al-Baqoroh : 80-82.
Seperti
tradisi pengajian kita, ketiga ayat diatas akan kita bahas dengan pendekatan
eklektik dari berbagai sudut pandang secara komprehensif dan holistis untuk
mencapai hikmah pendalaman yang optimal.
Pokok
Bahasan
Ibnu
Katsir menerangkan bahwa yang dimaksud beberapa hari oleh kaum Yahudi dalam
ayat ke-80 didepan adalah 40 hari, yaitu sebanyak waktu ketika mereka menyembah
anak sapi betina di kaki Sinai. Artinya mereka (Bani Israil) hanya akan masuk
neraka sebanyak waktu kesalahan mereka itu saja. Ayat ke-81 mengemukakan
bantahan terhadap klaim sepihak Bani Israil tersebut, dengan kalimat,”Sudahkah kamu
menerima janji dari Allah mengenai hal
itu ?” Jika sudah, maka Allah tidak akan mengingkari janji. Namun Allah tidak
akan pernah membuat janji semacam itu. Dalam hal ini Bani Israil telah
berbohong dengan atas nama-Nya.
Asbabun-nuzul
ayat-ayat ini berkaitan dengan peristiwa penaklukan Khaibar. Pada kesempatan itu orang—orang Yahudi mengajukan sejumlah
pertanyaan, antara lain tentang siapakah
penghuni neraka ? Dalam hal itu mereka menyatakan,”Kami di neraka hanya
sebentar saja (40 hari), kemudian kalian akan menggantikan kami di sana . Maka Rasulullah SAW
bersabda,”Enyahlah kalian ! Demi Allah, kami tidak akan pernah menggantikanmu
di neraka”; (HR Abu Bakar bin Mardawih dari Abu Hurairah).
Kembali
ke ayat 81, diterangkan bahwa siapa yang menjadi penghuni neraka atau sorga
tidak sebagaimana klaim sepihak Bani Israil yang narsistis itu, melainkan
kesemuanya didasarkan atas amal perbuatan masing-masing secara adil.
Barangsiapa yang terus-menerus berbuat
kesalahan tanpa imbangan kebajikan, artinya seluruh amalnya bernilai buruk dan
mati dalam keadaan demikian; Jalalain menyebutkan secara spesifik dalam keadaan
musyrik, maka dia-lah penghuni neraka. Dan sebaliknya, mereka yang beriman
kepada Allah dan Rasulullah serta beramal saleh, mereka itulah penghuni sorga,
mereka kekal di dalamnya. Dalam kaitan dengan hal ini Rasulullah SAW memberikan
nasihat yang penting : “Waspadalah
terhadap dosa-dosa kecil, karena dosa-dosa kecil itu akan menumpuk pada
seseorang sehingga membinasakannya”. (HR. Ahmad).
Sinkretisme
sejak awal
Seperti
telah diterangkan dalam rangkaian pengajian terdahulu bahwa sejak awal, artinya
sejak sebelum Taurat, konstitusi jiwa Bani Israil bercorak Sinkretis (Musyrik)
yang sangat dipengaruhi system Qabala dari agama matahari Pharao’s Mesir (Sol-Invictus). Selama lebih dari 4 abad
Bani Israil yang tumbuh di Mesir sejak zaman kolaborasi agresor Fir’aun Amalik
dengan Yusuf a.s dan sesudahnya (abad 19-15 SM), Bani Israil telah mengadopsi
system Qabala bercampur dengan ajaran Ya’qub dan Yusuf yang bersifat
monotheis-ketauhidan. Kedua prinsip ajaran itu sesungguhnya bertentangan, namun
ketertarikan Bani Israil terhadap keunggulan peradaban materialisme Mesir telah membawanya kesuatu sikap sipiritual yang
menyimpang dari ketauhidan kepada suatu kompromi paganisme. Bahkan sikap
kompromi spiritual itu telah membuat kalangan Bani Israil merubah Taurat mereka
untuk memberikan warna ilahi yang lebih manusiawi. Sebagai contoh dalam buku
pertama Taurat (Kitab Kejadian) disebutkan bahwa Tuhan menciptakan keseluruhan
alam semesta dalam enam hari dari keadaan tidak ada apapun. Menurut Harun Yahya
(Istanbul 2003), ini benar dari firman tentang rahasia awal kejadian yang
sebenarnya. Tetapi adanya tulisan yang menerangkan bahwa Tuhan beristirahat
pada hari yang ketujuh adalah kalimat sisipan dari para penyesat, tujuannya
utuk menunjukkan kualitas manusia dalam diri Tuhan. Tentang hal ini Al-Qur’an
menyatakan,”Dan sesungguhnya telah Kami
ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami
sedikitpun tidak ditimpa keletihan” ; (Qaf : 38).
Perhatikan
konsep Qabala tentang pembentukan semesta alam yang sangat bertentangan dengan
thesis agama samawi. Menurut Qabala pada awal ciptaan semuanya berporos pada Sefiroth yang bermakna “lingkaran dan
orbit”. Dari posisi hakiki inilah karakteristik rohani terbentuk, artinya jiwa
kehidupan terbentuk dari proses ini. Unsur ciptaan yang pertama berjumlah
sepuluh mewakili system matahari, sedangkan selebihnya yang bersifat acak dalam
ruang bintang mewakili rakyat jelata. Ini berkaitan dengan kepercayaan kuno
astrologi. Disamping itu system Qabala memuat pula okultisme yang
menghubungkannya dengan agama-agama misteri yang banyak berkembang pada abad
ke-30 SM.
Artinya
jauh sebelum masa Rasulullah SAW bahkan sebelum Musa a.s, dimana Bani Israil
telah mengadopsi paganis-materialisme Mesir-kuno dan doktrin rahasia tentang
sihir, sesungguhnya mereka telah mengingkari ketauhidan terhadap Yahweh. Oleh
karena itu pernyataan naïf mereka seperti diungkap jumhur mufassirin pada ayat
ke-80 diatas bersifat memojokkan dan pelecehan intelektual belaka. Yang
sebenarnya mereka tidak mempercayai transendensi sorga dan neraka menurut
konsep Taurat dan Qur’an. Mereka lebih mempercayai sinkretisme materialis-paganis
yang terasa lebih nyata dalam kehidupan. Namun demikian seperti diisyaratkan
Al-Baqoroh 62 yang sudah beberapa kali
kita bahas, diantara kaum Yahudi terdapat pula sebagian kecil yang
sungguh-sungguh beriman. Ini menjadi titik konflik yang penting diantara para
nabi dan Yahudi yang beriman berlawanan
dengan Yahudi yang tidak beriman yang terus mengembangkan doktrin
Qabalis-paganis.
Memimpin
peradaban dunia
Adalah
suatu kenyataan bahwa peradaban
paganis-materialis mampu tumbuh dan berkembang memimpin peradaban dunia dalam
waktu yang panjang, sejak kebesaran Mesir-kuno, Babilonia, Yunani, Romawi
hingga masa peradaban Barat modern dewasa ini. Diwaktu yang lalu kita telah
pernah membahas gerakan Ordo Qabala Putih yang tumbuh secara modern sejak abad
ke-6 SM oleh kalangan deportan Yahudi di Babilonia. Ordo Qabala Putih adalah
pihak yang meletakkan dasar pemerintahan modern, polisi dan militer serta
system hukum yang menjadi akar dari system modern Judeo-Griko yang berkembang
dewasa ini. Dari arah itulah sebenarnya berbagai revolusi dunia bergerak kearah
peradaban modern sekarang ini yang sesungguhnya berakar pada struktur nilai
materialisme-paganisme.
Seperti
telah banyak diungkapkan, Ordo Qabala Putih menjadi dasar lahirnya gerakan
materialis-paganis Judeo-Griko dalam bentuknya yang lebih modern, yaitu
“Illuminati-Freemasonry” dengan platform dunianya “Novus Ordo Seclorum” dan “E
Pluribus Unum”. Dari posisi inilah digerakkan Revolusi Perancis, Perang
Dunia Ke-I dan Ke-II, Revolusi Komunis-Sosialis di berbagai kawasan dunia.
Belakangan revolusi Liberalisme yang telah mendominasi seluruh dunia. Inilah
langkah-langkah kuat menuju Novus Ordo Seclorum (Tata Dunia Baru).
Bagi
mereka tidak ada sorga dan neraka transenden di alam sesudah kematian. Itu
hanya khayalan agama-agama yang merupakan idealisme-spekulatif. Sorga (dan
neraka) ada di alam syahadah ini, dan dapat diciptakan secara nyata dengan
kinerja akal dan ilmu. Bahkan imitatio-dei keadaan serupa sorga yang khayali
sekalipun dapat diwujudkan melalui revolusi Novus Ordo Seclorum, suatu tatanan
dunia baru yang selaras dan seimbang berdasarkan nilai-nilai humanisme,
liberalisme dan demokrasi.
Reformasi
spiritual
Sudah
lama agama Nasrani dirasakan sebagai kepercayaan ortodox yang menghambat laju
reformasi Novus Ordo Seclorum. Agama Nasrani telah membeku menjadi rejim
dogma-dogma yang membunuh kreativitas secular dan menentang peradaban. Sudah
lama kalangan Freemasonry ingin menata ulang tata-nilai agama Nasrani agar
komplementer dengan perkembangan zaman. Langkah penting pertama adalah seperti
yang tercermin dalam gerakan “The Davinci
Code” (Dan Brown 2004/2005) yang
berupaya mereformasi dasar-dasar kekristenan agar mampu berkembang dan
memberikan daya dukung bagi peradaban Liberalisme-Sekular. The Davinci Code
ingin meletakkan nilai-nilai realisme dalam kepercayaan Kristen agar
berdayaguna sebagai instrument spiritual yang telah mereka miliki sejak Konsili
Nicea th. 325. Ortodoxi dan fundamentalisme Kristen disadari pada gilirannya
akan menjadi hambatan strategis bagi gerakan Novus Ordo Seclorum. Maka suatu
realisme dan sekularisasi Kristen menjadi penting agar komplementer dengan
materialisme-paganis modern. Suatu Konsili Nicea baru mungkin diperlukan untuk
menempatkan agama sebagai subsistem peradaban. Sebuah posisi yang kalah.
Seperti telah diprediksi oleh pengajian ini beberapa waktu yang lalu, maka
gejala pergolakan pembaruan dilingkungan Nasrani terasa mulai menghangat. Kita
berdo’a agar Kaum Nasrani senantiasa
selamat dalam ketauhidan Allah Yang Tunggal. Sekian, terima kasih,
Birrahmatillahi
Wabi’aunihi fi Sabilih,
Wassalamu’alaikum
War. Wab.
Pengasuh,
KH.
AGUS MIFTACH
Ketua
Umum Front Persatuan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar