Pengajian Ketujuhpuluh
Tiga (73).
Assalamu’alaikum
War. Wab.
Bismillahirrahmanirrahiem,
“Dan
jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak
dapat membela orang lain walaupun sedikit, (dan begitu pula) tidak diterima
syafaat dan tebusan dosa darinya, dan tidaklah mereka akan ditolong” ;
(Al-Baqoroh : 48).
Kita akan membahas ayat ini dengan pendekatan eklektik
multiperspektif dari sudut pandang teologi, antropologi, historiografi dan
psikologi secara holistis untuk mencapai pemahaman yang utuh, insya Allah.
Pokok Bahasan.
Secara redaksional ayat diatas masih merupakan rangkaian
dari ayat–ayat sebelumnya yang berkaitan dengan Bani Israil. Tapi Tafsir
Jalalain berpendapat ayat yang bersifat peringatan tsb tidak hanya berlaku bagi
Bani Israil, namun berlaku pula bagi segenap Kaum Muslimin. Menurut Tafsir Ibnu Katsir ayat ini mutlak berkaitan dengan azab di hari kiamat. Pada hari itu setiap
orang harus mempertanggungjawabkan sendiri-sendiri segala amal perbuatan selama
hidupnya di dunia kepada Allah Azza wa Jalla. Seseorang tidak dapat menjadi
penolong bagi yang lain. Semuanya harus bertanggungjawab secara individual.
Pada hari itu tidak berlaku syafaat dan tebusan dosa dari dan bagi orang-orang
kafir. Mereka yang tidak beriman dan tidak mengikuti ajaran Rasulullah SAW,
pada hari kiamat akan menemui Allah dengan segala kefasikannya itu. Maka pada
hari itu tidak berguna segala harta, koneksi dan atribut duniawi yang mereka
miliki di dunia. Tidak akan dapat menebus dosa-dosa mereka. Arti lafadh al-‘adlu dalam ayat diatas adalah “tebusan”, untuk mempertegas bahwa
kaum fasikin/musyrikin/kafirin tidak akan dapat ditolong di hari kiamat dengan
tebusan apapun. Disini tidak berlaku teologi penebusan dosa.
Adapun tentang syafaat Rasulullah SAW hanya berlaku bagi
Kaum Muslimin, yaitu orang-orang Islam yang berbuat salah dalam kehidupan
didunia, yang kesalahannya tidak sampai pada tingkat kemusyrikan dan kefasikan.
Ordo Illuminati.
Sejak Pengajian ke-71
kita telah membahas Ordo Illuminati sebuah organisasi Zionist
yang sangat berpengaruh selama 3 abad terakhir. Kita lanjutkan. Sebagaimana
diungkap pada Pengajian ke-72, Kongres
Illuminati di
Wilhemsbad 1782, telah memutuskan
bergabung dengan Freemasonry, sebuah organisasi
induk-Zionis dunia yang saat itu dipimpin Friederich
Agung dari
Prusia. Tindakan ini mendapat dukungan orang-orang kaya Yahudi. Sejak penyatuan
itu sulit membedakan antara Illuminati dan Freemasonry. Logo Illuminati
Piramida dengan mata Lucifer dipuncaknya, bahkan kemudian digunakan sebagai
logo Freemasonry berpadu dengan bentuk siku-siku sebuah jangka.
Seperti diungkapkan pada Pengajian ke-72, pada th. 1784
Illuminati dibubarkan oleh Raja Bavaria karena kasus ‘Protocol-Zion’, dan
memindahkan markas besarnya dari Inglostadt ke Frankfurt yang berada dibawah
kontrol multi-milyuner Yahudi Rothschild.
Sejak itu justru uang mengalir deras ke loji
Frankfurt yang berkembang menjadi markas pusat kegiatan dengan dukungan dana
kuat untuk mewujudkan revolusi dunia menuju Novus Ordo Seclorum (Tata Dunia Baru) dan E
Pluribus Unum (satu
pemerintahan dunia). Sejak itu sebenarnya Freemasonry dibawah kendali
sepenuhnya Illuminati dan dengan sendirinya didominasi kelompok Qabbala, karena
Illuminati adalah induk organisasi Qabbala paling berpengaruh. Gerakan-gerakan
Illuminati-Freemasonry itu berhasil mendorong pecahnya Revolusi Perancis 1789
(vide, Buku Keempat). Dari Jerman dan Perancis, gerakan Illuminati-Freemasonry
kemudian meluas ke Russia dengan
membentuk Liga Tokoh-tokoh
Keadilan
yang kemudian menjadi Liga
Komunis. Tokoh
terpenting dalam gerakan ini ialah revolusioner muda Yahudi Karl Marx
yang bersama beberapa kader muda Zionis menulis “Manifesto Komunis”. Inilah “backing-power” Revolusi Bolshevik dan lahirnya Negara Uni Sovyet.
Untuk memperluas jaringannya dalam masyarakat dunia,
Illuminati-Freemasonry membentuk sayap-sayap gerakan, a.l. gerakan”theosofi” yang berkembang menjadi gerakan quasi agama
serta kontradiksinya, yaitu Freethinkers
(Pemikir
Bebas) yang bersifat atheis. Gerakan theosofi dan Freethinkers atau Vrijdenkers (dlm bhs Belanda) sudah masuk ke Hindia
Belanda pada th. 1901 bersamaan dengan masuknya Sneevliet yang membawa faham Komunis. Jenis-jenis organisasi ini
untuk menciptakan demoralisasi, dereliguisitas, konflik dan kekacauan dalam
masyarakat untuk akhirnya diarahkan pada revolusi perubahan social seperti di
Perancis dalam rangka Novus Ordo Seclorum. Rotary Club, Lions Club juga
merupakan bagian dari sayap-sayap Illuminati-Freemasonry, termasuk berbagai LSM
yang bergerak dibidang politik, hukum dan lingkungan hidup.
Sebagai organisasi rahasia, tidak mudah orang mengetahui
anggota-anggota inti Illuminati-Freemasonry. Namun demikian, sebagian saya
berhasil mendapatkannya, a.l. :
1. Mikhail Gorbachev (mantan
Presiden USSR)
2. Bill Clinton (mantan
Presiden AS),
3. Lynn E Davis (mantan Menmud Luar Negeri AS),
4. Thomas Steven Foley
(anggota Kongres/US House of Representatif),
5. Maurice R. Greenberg
(Wkl. Presiden US Federal Reserve/Bank Sentral),
6. Richard C. Holbrooke
(Dubes Keliling AS),
7. Henry Alfred Kissinger
(mantan Menteri Luar Negeri AS),
8. Robert Strange Mc. Namara
(mantan Presiden Bank Dunia),
9. Joseph S, Nye (Ketua
National Intelligence Council AS),
10. Alan Greenspan (Presiden
US Federal Reserve),
11. Paul Wolvowitz (Presiden
Bank Dunia),
Gerakan Illuminati-Freemasonry membuktikan bahwa arus utama
Bani Israil tidak pernah sungguh-sungguh beriman kepada Yahweh hingga hari ini,
melainkan mereka menganut faham Qabbala. Maka mustahil mereka beriman kepada
Rasulullah SAW pada masa itu, karena memang mereka tidak pernah beriman,
kecuali sebagian kecil saja. Mereka menyembah hawa nafsunya sendiri, seperti
nafsu menguasai dunianya Illuminati pada masa 3 abad terakhir ini.
Jerusalem.
Kita lanjutkan parallel pembahasan khilafat Jerusalem yang
kita mulai sejak Buku Keempat. Sepanjang pemerintahan Raja Manasye (698-640 SM)
para reformis Deutronomis tak henti berjuang untuk menegakkan ketuhanan Yahweh
semata ditengah-tengah gencarnya politik sinkretisme Manasye yang mentolerir
paganisme diseantero negeri, bahkan sampai di Devir Haekal Sulaiman dihiasi
dengan patung-patung pagan. Kesempatan para penulis Deutronomis muncul ketika
Manasye digantikan cucunya Yosia (640-609 SM). Kenaikan Yosia ditandai
dengan suasana nostalgic terhadap kejayaan masa lalu. Walaupun sebagian besar
mungkin fiktif seperti periode eksodus dan zaman para hakim. Tetapi sungguh
menarik dibanding kekacauan masa kini. Regresi nostalgic itu membuahkan
tindakan merestorasi Haekal Sulaiman yang saat itu telah berumur 300 th. Ketika
proyek pembangunan itu berlangsung kepala pendeta Hilkia menemukan gulungan
naskah asli Taurat yang ditulis pada zaman Raja Daud (1000 SM) yang a.l. berisi
syarat-syarat dukungan Yahweh bagi bangsa Israel, yaitu harus diberlakukannya
Hukum Musa. Sekedar kehadiran Yahweh di Haekal Sulaiman di Gunung Zion tidak
lagi memadai. Tetapi perlu ditegakkannya Hukum Musa sebagai episentrum, yaitu
hukum ketauhidan terhadap Yahweh. Yosia segera melancarkan reformasinya untuk
kembali ke Hukum Musa. Semua obyek pemujaan terhadap Baal, Asyera dan
tuhan-tuhan berhala lainnya dihancurkan diseluruh negeri. Bahkan patung-patung
tuhan pagan itu secara demonstratif dibakar di Lembah Kidron. Semua orang
diminta berbai’at hanya menyembah Yahweh saja dan meninggalkan semua ilah-ilah
asing yang pada masa Manasye banyak bertaburan diseantero negeri Yehuda.
Situs Tofet tempat pengorbanan
manusia bagi Dewa Molokh yang terletak disebelah
Selatan Jerusalem kuno di Lembah Hinom dihancurkan berkeping-keping, dan
diberikan status ‘najis’ agar tak ada lagi ayah yang mengorbankan anaknya
dibakar sebagai persembahan kepada Dewa Molokh. Bamoth yang dibangun Raja Sulaiman disebelah selatan Gunung Zaitun
dinyatakan Raja Yosia sebagai situs najis dan dihancurkan. Altar dan
patung-patung Astarte, Chemosh dan Milkon yang dibangun dimasa Manasye
dihancur-leburkan. Yosia benar-benar menggerakkan kekerasan yang mengerikan
dalam program ‘antipati Israel terhadap berhala’ yang membuat para nabi, orang
bijak dan para penulis Mazmur merasa jijik. Raja Yosia bahkan menyerang
Samerina (bekas ibukota Israel) yang terlepas dari kontrol Asiria yang melemah.
Di Samerina Yosia melaksanakan reformasi brutal dengan menghancurkan altar kuno
Israel di Bethel yang dimasa lalu telah ditetapkan Raja Israel Yeroboam sebagai
situs resmi Kerajaan Israel. Yosia bahkan membunuh para pendeta kuil-kuil dan
situs-situs yang ditetapkan sebagai najis dengan membakar mayat mereka diatas
altar-altar pemujaan mereka.
Kekejaman dan intoleransi fanatis yang berlebihan ini jelas
bertentangan dengan perilaku berbudi yang ditunjukkan datuk mereka Abraham
(Ibrahim a.s.) yang menghormati tradisi-tradisi agama lain. Para nabi terdahulu
termasuk nabi besar Yesaya menghormati hak-hak sacral orang lain sebagai tanda
religius sejati. Tapi Yosia menghancurkan semuanya. Sayangnya semangat ini
kemudian menjadi bagian dari iklim spiritual Jerusalem. Merasa bahwa reformasi
ekstremnya telah memberinya kekuatan politik yang besar, pada th. 609 SM Yosia
menggerakkan pasukan menyerang kekuatan Fir’aun Nekho II yang tengah
memantapkan kehadiran Mesir di kawasan Timur Dekat. Pertempuan besar berkobar
di Meggido dan Yosia terbunuh pada pertempuran pertama. Kita lanjutkan pada
pengajian berikutnya. Sekian, terima kasih.
Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih,
Wassalamu’alaikum War. Wab.
Jakarta, 6 Januari 2006.
HAJI AGUS MIFTACH
Ketua Umum Front Persatuan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar