11.7.17

Pengajian Ketujuhpuluh Tiga (73).






Pengajian Ketujuhpuluh Tiga (73).

Assalamu’alaikum War. Wab.
Bismillahirrahmanirrahiem,






“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain walaupun sedikit, (dan begitu pula) tidak diterima syafaat dan tebusan dosa darinya, dan tidaklah mereka akan ditolong” ; (Al-Baqoroh : 48).

Kita akan membahas ayat ini dengan pendekatan eklektik multiperspektif dari sudut pandang teologi, antropologi, historiografi dan psikologi secara holistis untuk mencapai pemahaman yang utuh, insya Allah.

Pokok Bahasan.

Secara redaksional ayat diatas masih merupakan rangkaian dari ayat–ayat sebelumnya yang berkaitan dengan Bani Israil. Tapi Tafsir Jalalain berpendapat ayat yang bersifat peringatan tsb tidak hanya berlaku bagi Bani Israil, namun berlaku pula bagi segenap Kaum Muslimin. Menurut Tafsir  Ibnu Katsir ayat ini  mutlak berkaitan dengan  azab di hari kiamat. Pada hari itu setiap orang harus mempertanggungjawabkan sendiri-sendiri segala amal perbuatan selama hidupnya di dunia kepada Allah Azza wa Jalla. Seseorang tidak dapat menjadi penolong bagi yang lain. Semuanya harus bertanggungjawab secara individual. Pada hari itu tidak berlaku syafaat dan tebusan dosa dari dan bagi orang-orang kafir. Mereka yang tidak beriman dan tidak mengikuti ajaran Rasulullah SAW, pada hari kiamat akan menemui Allah dengan segala kefasikannya itu. Maka pada hari itu tidak berguna segala harta, koneksi dan atribut duniawi yang mereka miliki di dunia. Tidak akan dapat menebus dosa-dosa mereka.  Arti lafadh al-‘adlu dalam ayat diatas adalah “tebusan”, untuk mempertegas bahwa kaum fasikin/musyrikin/kafirin tidak akan dapat ditolong di hari kiamat dengan tebusan apapun. Disini tidak berlaku teologi penebusan dosa.
Adapun tentang syafaat Rasulullah SAW hanya berlaku bagi Kaum Muslimin, yaitu orang-orang Islam yang berbuat salah dalam kehidupan didunia, yang kesalahannya tidak sampai pada tingkat kemusyrikan dan kefasikan.

Ordo Illuminati.

Sejak Pengajian ke-71  kita telah membahas Ordo Illuminati sebuah organisasi Zionist yang sangat berpengaruh selama 3 abad terakhir. Kita lanjutkan. Sebagaimana diungkap pada Pengajian ke-72, Kongres Illuminati di Wilhemsbad 1782, telah memutuskan bergabung dengan Freemasonry, sebuah organisasi induk-Zionis dunia yang saat itu dipimpin Friederich Agung dari Prusia. Tindakan ini mendapat dukungan orang-orang kaya Yahudi. Sejak penyatuan itu sulit membedakan antara Illuminati dan Freemasonry. Logo Illuminati Piramida dengan mata Lucifer dipuncaknya, bahkan kemudian digunakan sebagai logo Freemasonry berpadu dengan bentuk siku-siku sebuah jangka.

Seperti diungkapkan pada Pengajian ke-72, pada th. 1784 Illuminati dibubarkan oleh Raja Bavaria karena kasus ‘Protocol-Zion’, dan memindahkan markas besarnya dari Inglostadt ke Frankfurt yang berada dibawah kontrol multi-milyuner Yahudi Rothschild.  Sejak itu justru uang mengalir deras ke loji Frankfurt yang berkembang menjadi markas pusat kegiatan dengan dukungan dana kuat untuk mewujudkan revolusi dunia menuju Novus Ordo Seclorum (Tata Dunia Baru) dan E Pluribus Unum (satu pemerintahan dunia). Sejak itu sebenarnya Freemasonry dibawah kendali sepenuhnya Illuminati dan dengan sendirinya didominasi kelompok Qabbala, karena Illuminati adalah induk organisasi Qabbala paling berpengaruh. Gerakan-gerakan Illuminati-Freemasonry itu berhasil mendorong pecahnya Revolusi Perancis 1789 (vide, Buku Keempat). Dari Jerman dan Perancis, gerakan Illuminati-Freemasonry kemudian meluas ke Russia  dengan membentuk Liga Tokoh-tokoh Keadilan yang kemudian menjadi Liga Komunis. Tokoh terpenting dalam gerakan ini ialah revolusioner muda Yahudi Karl Marx yang bersama beberapa kader muda Zionis menulis “Manifesto Komunis”. Inilah “backing-power” Revolusi Bolshevik dan lahirnya Negara Uni Sovyet.

Untuk memperluas jaringannya dalam masyarakat dunia, Illuminati-Freemasonry membentuk sayap-sayap gerakan, a.l. gerakan”theosofi” yang berkembang menjadi gerakan quasi agama serta kontradiksinya, yaitu Freethinkers (Pemikir Bebas) yang bersifat atheis. Gerakan theosofi dan Freethinkers atau Vrijdenkers (dlm bhs Belanda) sudah masuk ke Hindia Belanda pada th. 1901 bersamaan dengan masuknya Sneevliet yang membawa faham Komunis. Jenis-jenis organisasi ini untuk menciptakan demoralisasi, dereliguisitas, konflik dan kekacauan dalam masyarakat untuk akhirnya diarahkan pada revolusi perubahan social seperti di Perancis dalam rangka Novus Ordo Seclorum. Rotary Club, Lions Club juga merupakan bagian dari sayap-sayap Illuminati-Freemasonry, termasuk berbagai LSM yang bergerak dibidang politik, hukum dan lingkungan hidup.

Sebagai organisasi rahasia, tidak mudah orang mengetahui anggota-anggota inti Illuminati-Freemasonry. Namun demikian, sebagian saya berhasil mendapatkannya, a.l. :
1.     Mikhail Gorbachev (mantan Presiden USSR)
2.    Bill Clinton (mantan Presiden AS),
3.    Lynn E Davis  (mantan Menmud Luar Negeri AS),
4.    Thomas Steven Foley (anggota Kongres/US House of Representatif),
5.    Maurice R. Greenberg (Wkl. Presiden US Federal Reserve/Bank Sentral),
6.    Richard C. Holbrooke (Dubes Keliling AS),
7.    Henry Alfred Kissinger (mantan Menteri Luar Negeri AS),
8.    Robert Strange Mc. Namara (mantan Presiden Bank Dunia),
9.    Joseph S, Nye (Ketua National Intelligence Council AS),
10. Alan Greenspan (Presiden US Federal Reserve),
11.  Paul Wolvowitz (Presiden Bank Dunia),

Gerakan Illuminati-Freemasonry membuktikan bahwa arus utama Bani Israil tidak pernah sungguh-sungguh beriman kepada Yahweh hingga hari ini, melainkan mereka menganut faham Qabbala. Maka mustahil mereka beriman kepada Rasulullah SAW pada masa itu, karena memang mereka tidak pernah beriman, kecuali sebagian kecil saja. Mereka menyembah hawa nafsunya sendiri, seperti nafsu menguasai dunianya Illuminati pada masa 3 abad terakhir ini.

Jerusalem.

Kita lanjutkan parallel pembahasan khilafat Jerusalem yang kita mulai sejak Buku Keempat. Sepanjang pemerintahan Raja Manasye (698-640 SM) para reformis Deutronomis tak henti berjuang untuk menegakkan ketuhanan Yahweh semata ditengah-tengah gencarnya politik sinkretisme Manasye yang mentolerir paganisme diseantero negeri, bahkan sampai di Devir Haekal Sulaiman dihiasi dengan patung-patung pagan. Kesempatan para penulis Deutronomis muncul ketika Manasye digantikan cucunya Yosia (640-609 SM). Kenaikan Yosia ditandai dengan suasana nostalgic terhadap kejayaan masa lalu. Walaupun sebagian besar mungkin fiktif seperti periode eksodus dan zaman para hakim. Tetapi sungguh menarik dibanding kekacauan masa kini. Regresi nostalgic itu membuahkan tindakan merestorasi Haekal Sulaiman yang saat itu telah berumur 300 th. Ketika proyek pembangunan itu berlangsung kepala pendeta Hilkia  menemukan gulungan naskah asli Taurat yang ditulis pada zaman Raja Daud (1000 SM) yang a.l. berisi syarat-syarat dukungan Yahweh bagi bangsa Israel, yaitu harus diberlakukannya Hukum Musa. Sekedar kehadiran Yahweh di Haekal Sulaiman di Gunung Zion tidak lagi memadai. Tetapi perlu ditegakkannya Hukum Musa sebagai episentrum, yaitu hukum ketauhidan terhadap Yahweh. Yosia segera melancarkan reformasinya untuk kembali ke Hukum Musa. Semua obyek pemujaan terhadap Baal, Asyera dan tuhan-tuhan berhala lainnya dihancurkan diseluruh negeri. Bahkan patung-patung tuhan pagan itu secara demonstratif dibakar di Lembah Kidron. Semua orang diminta berbai’at hanya menyembah Yahweh saja dan meninggalkan semua ilah-ilah asing yang pada masa Manasye banyak bertaburan diseantero negeri Yehuda.
Situs Tofet tempat pengorbanan manusia bagi Dewa Molokh yang terletak disebelah Selatan Jerusalem kuno di Lembah Hinom dihancurkan berkeping-keping, dan diberikan status ‘najis’ agar tak ada lagi ayah yang mengorbankan anaknya dibakar sebagai persembahan kepada Dewa Molokh. Bamoth yang dibangun Raja Sulaiman disebelah selatan Gunung Zaitun dinyatakan Raja Yosia sebagai situs najis dan dihancurkan. Altar dan patung-patung Astarte, Chemosh dan Milkon yang dibangun dimasa Manasye dihancur-leburkan. Yosia benar-benar menggerakkan kekerasan yang mengerikan dalam program ‘antipati Israel terhadap berhala’ yang membuat para nabi, orang bijak dan para penulis Mazmur merasa jijik. Raja Yosia bahkan menyerang Samerina (bekas ibukota Israel) yang terlepas dari kontrol Asiria yang melemah. Di Samerina Yosia melaksanakan reformasi brutal dengan menghancurkan altar kuno Israel di Bethel yang dimasa lalu telah ditetapkan Raja Israel Yeroboam sebagai situs resmi Kerajaan Israel. Yosia bahkan membunuh para pendeta kuil-kuil dan situs-situs yang ditetapkan sebagai najis dengan membakar mayat mereka diatas altar-altar pemujaan mereka.
Kekejaman dan intoleransi fanatis yang berlebihan ini jelas bertentangan dengan perilaku berbudi yang ditunjukkan datuk mereka Abraham (Ibrahim a.s.) yang menghormati tradisi-tradisi agama lain. Para nabi terdahulu termasuk nabi besar Yesaya menghormati hak-hak sacral orang lain sebagai tanda religius sejati. Tapi Yosia menghancurkan semuanya. Sayangnya semangat ini kemudian menjadi bagian dari iklim spiritual Jerusalem. Merasa bahwa reformasi ekstremnya telah memberinya kekuatan politik yang besar, pada th. 609 SM Yosia menggerakkan pasukan menyerang kekuatan Fir’aun Nekho II yang tengah memantapkan kehadiran Mesir di kawasan Timur Dekat. Pertempuan besar berkobar di Meggido dan Yosia terbunuh pada pertempuran pertama. Kita lanjutkan pada pengajian berikutnya. Sekian, terima kasih.

Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih,
Wassalamu’alaikum War. Wab.

Jakarta, 6 Januari 2006.



HAJI AGUS MIFTACH

Ketua Umum Front Persatuan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar