7.7.17

Pengajian Keempatpuluh Delapan.-TWU





Pengajian Keempatpuluh Delapan.





Assalamu’alaikum War. Wab.

“Wa-in kuntum fie-roebinm-mimma nazzalnaa ‘alaa ‘abdinaa fa’tuu bisuurotin-min mitslihii; wad’uu syuhadaaa-a-kum min-dunillaahi in-kuntum shodiqien”. : “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat saja yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar” ; (Al-Baqoroh : 23).

Seperti tradisi selama ini, kita membahas ayat tersebut  secara eklektik, independen, multiperspektif dan holistis untuk dapat menggapai hikmah tertinggi dari ayat ini sejauh kemampuan ilmu yang kita miliki.

Pokok bahasan.

Dalam ayat ini Allah SWT menyatakan, “ Jika kamu sekalian masih ragu-ragu tentang kebenaran Al-Qur’an dan menuduh Al-Qur’an buatan Muhammad, buatlah  satu surah saja semisal ayat-ayat Al-Qur’an itu”. Tafsir Jalalain memberikan makna lafaldz “Min-mitslihi” dengan arti “yang sebanding dengannya (Al-Qur’an), baik kedalaman makna, susunan tata-bahasa maupun substansinya”. Sementara Tafsir Ibnu Katsir menerangkan bahwa ayat  ini merupakan tantangan umum dari Allah swt kepada orang-orang kafir. Jika benar Muhammad yang membuatnya, tentu orang-orang kafir itu akan sanggup membuatnya pula, karena kafirin itu pasti sanggup melakukan segala perubatan yang dapat dilakukan oleh manusia. Mereka  memiliki lidah sefasih Muhammad. Allah menantang pula segala tuhan berhala mereka, pembesar-pembesar mereka, dan segenap kaum kafirin, agar mereka bersama-sama membuat satu surah semisal Al-Qur’an (Berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir : satu surat dimaksud sekurang-kuragnya 3 ayat). Tantangan kepada tuhan-tuhan berhala itu sekaligus menantang keyakinan mereka yang mengakui kekuasaan dan kebesaran berhala-berhala dan pembesar-permbesar mereka. Namun Allah memastikan, mereka adalah para pendusta, Al-Qur’an itu benar-benar diturunkan dari Allah, karena itu mustahil manusia dapat membuatnya. Ayat ini sekaligus memberikan bukti bahwa Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar bagi Rasulullah SAW.
Sebagai legitimasi atas tantangan tersebut, Allah berfirman : “Alif-lam-ro; Kitaabun uchkimat aayaatuhuu tsumma fushshilat min-lladun chakiemun khobierin” : “Alif-lam-ro, (inilah ) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu”; (Hud : 1).

Ulasan.

Sikap dasar materialisme kaum kafirin, diungkapkan dalam surah Al-Jatsiyah 24 : “Wa-qoolu maa-hiya illaa chayaatunaddunya namuutu wa-nachya wa-maa yuhlikunaa illaddahru;.: “Dan mereka (orang-orang kafir) berkata : “Kehidupan ini tiak lain hanyalah kehidupan di dunia ini saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”,…”; (QS Aljatsiyah :  24).

Pandangan seperti diungkapkan dalam surah Al-Jatsiyah 24, 15 abad yang lalu itu, ternyata kini muncul kembali secara utuh dan segar pada zaman ini. Para penganut aliran berhala modern “Cabbala” Freemasonry pada saat ini dengan centrum evolusioner  yang disebut The Great Archittec Of The Universe (TGAOTU), bahkan masih tetap memiliki mental 35 abad yang lalu, seperti para imam pharao’s Mesir purba, yang meyakini keabadian semesta alam, dan bahwa dunia tidak diciptakan seperti dogma agama-agama samawi. Menurut faham Freemasonry makhluk hidup terjadi dari unsur tak bernyawa, yang terjadi secara kebetulan. Dalam sebuah buku masonry yang berjudul “Inspiration from Freemasonry” yang ditulis master Masonic Selami Insindag sebagaimana dilaporkan Harun Yahya dalam Global-Freemasonry, February 2003, diungkapkan : “Bahwa semua ruang, atmosfir, bintang-bintang, alam, semua yang hidup dan yang mati terdiri atas atom. Manusia terjadi secara spontan dari koleksi atom. Saldo dalam aliran listrik antar atom menjadi penyebab utama kelangsungan makhluk hidup. Jika saldo ini dibinasakan, kita mati, lalu kembali ke bumi dan diuraikan kembali ke dalam atom, setelah itu energi kita kembali ke alam sebagai sumber energi . Itulah asal-usul dan hakekat keberadaan manusia menurut faham freemasonry.

Sambungan dari ayat 24 surah Al-Jatsiyah tersebut berbunyi : “….wa-maa-lahum bidzaalika min ‘ilmin; in-hum illa yadzunnuuna”.: “ …dan mereka sekali-kali tidak memiliki pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja”; (Al-Jatisyah : 24).

Kita akan membuktikan kepalsuan faham freemasonry dan kebenaran agama Allah swt.  Jika tetumbuhan terdiri dari atom, dan semua makhluk hidup mengkonsumsi atom. Segalanya terbuat dari unsur yang sama. Mengapa otak manusia  memiliki tingkatan tertinggi di banding semua binatang ? Mengapa manusia memiliki kesadaran dan naluri, sementara binatang hanya memiliki naluri. Penelitian psikologi membuktikan terdapat tiga unsur non-materi dalam diri manusia, yaitu pengalaman emosi, kecerdasan dan harapan (emotion-mind-will). Ternyata terdapat kekuatan batin  yang immaterial dari keseimbangan berfungsinya sel dalam lapisan otak dan hormon. Sampai disini para pemikir masonry tidak lagi sanggup menjawab. Tantangan Allah berlaku sepanjang masa. Namun seperti sifat kafirin yang diindikasi surah Al-Jatsiyah 24, mereka tetap berkepala batu.

Intinya masonry tetap mengingkari keberadaan ruh yang immaterial dalam diri manusia. Ruh membuat manusia hidup dengan emosi, akal pikiran dan harapan, yang pada akhirnya akan sampai pada kesimpulan hakiki bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Manusia tidak terjadi bergitu saja oleh pergerakan materi dan energi di atmosfir, tetapi diciptakan Sang Maha Pencipta dengan desain biologis tertentu, seperti firman Allah : “Laqod kholaqnal-insaana fi achsani taqwiemin”.: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”; (At-Tien : 4).

Seorang penliti psikologi AS, Wilder Penfield menegaskan secara radikal bahwa “keberadaan ruh adalah suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri”. Ternyata mustahil menjelaskan pikiran hanya berdasarkan tindakan neuronal dalam otak. Faktanya untuk memahami dan menerangkan manusia kita wajib berpegang kepada dalil dua unsur pokok, yaitu “pikiran dan otak” atau “jiwa dan raga”.

Sementara itu ahli fisika Inggris terkemua Roger Penrose menerangkan dalam bukunya “The Emperor’s New Mind”,:”Bahwa kesadaran tidak pernah dapat diuraikan dengan factor material. Otak manusia seperti komputer yang sempurna, dimana informasi dikumpulkan dan diproses. Tetapi komputer tidak mempunyai perasaan dan pengertian diri, tidak mampu merasakan atau memikirkan suatu sensasi, seperti khayalan, mimpi dan pengalaman transcendent”. Artinya berdasarkan ilmu pengetahuan positif keberadaan ruh bersifat mutlak.

Sesungguhnya filosofi paganisme (freemasonry) sudah dirobohkan pada pada abad ke 3 SM oleh mahafilsuf Athena Aristoteles, ketika ia mendalilkan hakekat gerak dan keberadaan : “Bahwa setiap gerak menciptakan perubahan dari potensi keberadaan kepada wujud keberadaan. Setiap gerak di jagat raya ini digerakkan oleh sesuatu yang lain. Diperlukan Maha Penggerak Pertama yang pada dirinya telah memiliki kesempurnaan, yang tidak digerakkan oleh penggerak yang lain, tidak  terbagi (bersifat Esa), memiliki keleluasaan termasuk terhadap keberadaan fisik. Kuasanya tak terhingga dan kekal. Penggerak Pertama yang memiliki sifat-sifat demikian tidak berasal dari dunia nisbi ini. Aristoteles menegaskan bahwa Penggerak Pertama adalah ALLAH yang menjadi sumber gerak yang abadi, yang sendirinya tidak digerakkan karena bebas materi, ruang dan waktu. Sedangkan semua keberadaan di dunia bersifat materiil dan terbatas pada ruang dan waktu. Menurut Aristoteles Allah adalah Actus Purus, Keberadaan yang Murni. Semoga Aristoteles guru Alexander de Grate ini masuk golongan Shabi’ien yang beriman, (vide, Pengajian Keempatpuluh Tujuh).

Perjuangan Al-Masih dan Rasulullah

200 tahun setelah dalil Actus Purus Aristoteles, Isa Al-Masih a.s.menyatakan dirinya di Utus Allah kepada Bangsa Yahudi, ;“bahwa kedatangannya bukan untuk meniadakan hukum Taurat dan kitab para nabi, melainkan untuk menggenapinya (menyempurnakannya)”; (Matius 5 : 17).
Herodes dan para pendeta Farisi telah memasukkan system Cabbala (agama sihir Mesir  kuno) kedalam Judaism, yang digunakan menjadi landasan kekuasaan mereka di Yerussalem dibawah kekaisaran pagan Romawi. Pernyataan  Isa Al-Masih yang akan melaksanakan dan menyempurnakan Taurat dianggap sebagai ancaman rejim Cabbala-Israiliyah itu. Mereka berusaha menangkap dan membunuh Isa Al-Masih di bukit Golgotta pada abad pertama masehi. Tetapi Allah menyelamatkannya.

Sekitar 600 tahun setelah peristiwa Golgotta, Wahab bin Zaid dan Rafi’ bin Huraimilah keduanya pendeta Cabbala-Yahudi berkata kepada Rasulullah SAW : “Muhammad kami tidak percaya kerasulanmu, kecuali engkau mendatangkan catatan dari langit dan kami dapat membacanya, atau engkau memancarkan beberapa sungai di tanah Arab buat kami. Setelah itu terbukti barulah  kami akan percaya dan mengikuti seruanmu”. Pada saat itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW : “am turieduuna an-tas-a-luu rosuulakum kamaa su-i-la Muusaa min qoblu; wa man-yyatabaddalil-kufro bil-imaani, faqod  dholla sawaa-a-ssabili”. : “Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu ? Dan barangsiapa menukar iman dengan kekafiran, sungguh orang itu telah tersesat dari jalan lurus”; (Al-Baqoroh : 108).

Sekian, terima kasih.
Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih.
Wassalamu’alaikum War. Wab.

Jakarta, 24 Juni 2005,
Pengasuh,



HAJI AGUS MIFTACH

Ketua Umum Front Persatuan Nasional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar