Pengajian Keempatpuluh Delapan.
Assalamu’alaikum War. Wab.
“Wa-in kuntum fie-roebinm-mimma
nazzalnaa ‘alaa ‘abdinaa fa’tuu bisuurotin-min mitslihii; wad’uu
syuhadaaa-a-kum min-dunillaahi in-kuntum shodiqien”. : “Dan jika kamu (tetap)
dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
(Muhammad), buatlah satu surat saja yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah
penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar” ;
(Al-Baqoroh : 23).
Seperti tradisi
selama ini, kita membahas ayat tersebut
secara eklektik, independen, multiperspektif dan holistis untuk dapat
menggapai hikmah tertinggi dari ayat ini sejauh kemampuan ilmu yang kita
miliki.
Pokok bahasan.
Dalam ayat ini Allah
SWT menyatakan, “ Jika kamu sekalian masih ragu-ragu tentang kebenaran
Al-Qur’an dan menuduh Al-Qur’an buatan Muhammad, buatlah satu surah saja semisal ayat-ayat Al-Qur’an
itu”. Tafsir Jalalain memberikan makna lafaldz “Min-mitslihi” dengan arti “yang
sebanding dengannya (Al-Qur’an), baik kedalaman makna, susunan tata-bahasa
maupun substansinya”. Sementara Tafsir Ibnu Katsir menerangkan bahwa ayat ini merupakan tantangan umum dari Allah swt
kepada orang-orang kafir. Jika benar Muhammad yang membuatnya, tentu
orang-orang kafir itu akan sanggup membuatnya pula, karena kafirin itu pasti
sanggup melakukan segala perubatan yang dapat dilakukan oleh manusia.
Mereka memiliki lidah sefasih Muhammad.
Allah menantang pula segala tuhan berhala mereka, pembesar-pembesar mereka, dan
segenap kaum kafirin, agar mereka bersama-sama membuat satu surah semisal
Al-Qur’an (Berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir : satu surat dimaksud
sekurang-kuragnya 3 ayat). Tantangan kepada tuhan-tuhan berhala itu sekaligus
menantang keyakinan mereka yang mengakui kekuasaan dan kebesaran berhala-berhala
dan pembesar-permbesar mereka. Namun Allah memastikan, mereka adalah para
pendusta, Al-Qur’an itu benar-benar diturunkan dari Allah, karena itu mustahil
manusia dapat membuatnya. Ayat ini sekaligus memberikan bukti bahwa Al-Qur’an
adalah mukjizat terbesar bagi Rasulullah SAW.
Sebagai legitimasi
atas tantangan tersebut, Allah berfirman : “Alif-lam-ro; Kitaabun uchkimat aayaatuhuu tsumma
fushshilat min-lladun chakiemun khobierin” : “Alif-lam-ro, (inilah ) suatu
kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci,
yang diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu”; (Hud : 1).
Ulasan.
Sikap dasar
materialisme kaum kafirin, diungkapkan dalam surah Al-Jatsiyah 24 : “Wa-qoolu maa-hiya illaa
chayaatunaddunya namuutu wa-nachya wa-maa yuhlikunaa illaddahru;.: “Dan mereka
(orang-orang kafir) berkata : “Kehidupan ini tiak lain hanyalah kehidupan di
dunia ini saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita
selain masa”,…”; (QS Aljatsiyah : 24).
Pandangan seperti
diungkapkan dalam surah Al-Jatsiyah 24, 15 abad yang lalu itu, ternyata kini
muncul kembali secara utuh dan segar pada zaman ini. Para penganut aliran
berhala modern “Cabbala”
Freemasonry pada saat ini dengan centrum evolusioner yang disebut The Great Archittec Of The
Universe (TGAOTU), bahkan masih tetap memiliki mental 35 abad yang lalu,
seperti para imam pharao’s Mesir purba, yang meyakini keabadian semesta alam,
dan bahwa dunia tidak diciptakan seperti dogma agama-agama samawi. Menurut
faham Freemasonry makhluk hidup terjadi dari unsur tak bernyawa, yang terjadi
secara kebetulan. Dalam sebuah buku masonry yang berjudul “Inspiration from Freemasonry” yang ditulis
master Masonic Selami
Insindag sebagaimana
dilaporkan Harun Yahya dalam Global-Freemasonry, February 2003, diungkapkan :
“Bahwa semua ruang, atmosfir, bintang-bintang, alam, semua yang hidup dan yang
mati terdiri atas atom. Manusia terjadi secara spontan dari koleksi atom. Saldo
dalam aliran listrik antar atom menjadi penyebab utama kelangsungan makhluk
hidup. Jika saldo ini dibinasakan, kita mati, lalu kembali ke bumi dan
diuraikan kembali ke dalam atom, setelah itu energi kita kembali ke alam
sebagai sumber energi . Itulah asal-usul dan hakekat keberadaan manusia menurut
faham freemasonry.
Sambungan dari ayat
24 surah Al-Jatsiyah tersebut berbunyi : “….wa-maa-lahum
bidzaalika min ‘ilmin; in-hum illa yadzunnuuna”.: “ …dan mereka sekali-kali
tidak memiliki pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga
saja”; (Al-Jatisyah : 24).
Kita akan
membuktikan kepalsuan faham freemasonry dan kebenaran agama Allah swt. Jika tetumbuhan terdiri dari atom, dan semua
makhluk hidup mengkonsumsi atom. Segalanya terbuat dari unsur yang sama.
Mengapa otak manusia memiliki tingkatan
tertinggi di banding semua binatang ? Mengapa manusia memiliki kesadaran dan
naluri, sementara binatang hanya memiliki naluri. Penelitian psikologi
membuktikan terdapat tiga unsur non-materi dalam diri manusia, yaitu pengalaman
emosi, kecerdasan dan harapan (emotion-mind-will). Ternyata terdapat
kekuatan batin yang immaterial dari
keseimbangan berfungsinya sel dalam lapisan otak dan hormon. Sampai disini para
pemikir masonry tidak lagi sanggup menjawab. Tantangan Allah berlaku sepanjang
masa. Namun seperti sifat kafirin yang diindikasi surah Al-Jatsiyah 24, mereka
tetap berkepala batu.
Intinya masonry
tetap mengingkari keberadaan ruh yang immaterial dalam diri manusia. Ruh
membuat manusia hidup dengan emosi, akal pikiran dan harapan, yang pada akhirnya
akan sampai pada kesimpulan hakiki bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan.
Manusia tidak terjadi bergitu saja oleh pergerakan materi dan energi di
atmosfir, tetapi diciptakan Sang Maha Pencipta dengan desain biologis tertentu,
seperti firman Allah : “Laqod
kholaqnal-insaana fi achsani taqwiemin”.: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”; (At-Tien : 4).
Seorang penliti
psikologi AS, Wilder
Penfield
menegaskan secara radikal bahwa “keberadaan ruh adalah suatu fakta yang tidak
dapat dipungkiri”. Ternyata mustahil menjelaskan pikiran hanya berdasarkan
tindakan neuronal dalam otak. Faktanya
untuk memahami dan menerangkan manusia kita wajib berpegang kepada dalil dua
unsur pokok, yaitu “pikiran dan otak” atau “jiwa dan raga”.
Sementara itu ahli
fisika Inggris terkemua Roger
Penrose
menerangkan dalam bukunya “The
Emperor’s New Mind”,:”Bahwa kesadaran tidak pernah dapat diuraikan dengan
factor material. Otak manusia seperti komputer yang sempurna, dimana informasi
dikumpulkan dan diproses. Tetapi komputer tidak mempunyai perasaan dan
pengertian diri, tidak mampu merasakan atau memikirkan suatu sensasi, seperti
khayalan, mimpi dan pengalaman transcendent”. Artinya berdasarkan ilmu
pengetahuan positif keberadaan ruh bersifat mutlak.
Sesungguhnya
filosofi paganisme (freemasonry) sudah dirobohkan pada pada abad ke 3 SM oleh
mahafilsuf Athena Aristoteles,
ketika
ia mendalilkan hakekat gerak dan keberadaan : “Bahwa setiap gerak menciptakan
perubahan dari potensi keberadaan kepada wujud keberadaan. Setiap gerak di
jagat raya ini digerakkan oleh sesuatu yang lain. Diperlukan Maha Penggerak
Pertama yang pada dirinya telah memiliki kesempurnaan, yang tidak digerakkan
oleh penggerak yang lain, tidak terbagi
(bersifat Esa), memiliki keleluasaan termasuk terhadap keberadaan fisik.
Kuasanya tak terhingga dan kekal. Penggerak Pertama yang memiliki sifat-sifat
demikian tidak berasal dari dunia nisbi ini. Aristoteles menegaskan bahwa
Penggerak Pertama adalah ALLAH yang menjadi sumber gerak yang abadi, yang
sendirinya tidak digerakkan karena bebas materi, ruang dan waktu. Sedangkan
semua keberadaan di dunia bersifat materiil dan terbatas pada ruang dan waktu.
Menurut Aristoteles Allah adalah Actus
Purus,
Keberadaan yang Murni. Semoga Aristoteles guru Alexander de Grate ini masuk golongan Shabi’ien yang beriman, (vide, Pengajian
Keempatpuluh Tujuh).
Perjuangan Al-Masih
dan Rasulullah
200 tahun setelah
dalil Actus Purus Aristoteles, Isa Al-Masih a.s.menyatakan dirinya di Utus
Allah kepada Bangsa Yahudi, ;“bahwa kedatangannya bukan untuk meniadakan hukum
Taurat dan kitab para nabi, melainkan untuk menggenapinya (menyempurnakannya)”;
(Matius 5 : 17).
Herodes dan para pendeta Farisi telah
memasukkan system Cabbala (agama sihir Mesir
kuno) kedalam Judaism, yang digunakan menjadi landasan kekuasaan mereka
di Yerussalem dibawah kekaisaran pagan Romawi. Pernyataan Isa Al-Masih yang akan melaksanakan dan
menyempurnakan Taurat dianggap sebagai ancaman rejim Cabbala-Israiliyah itu.
Mereka berusaha menangkap dan membunuh Isa Al-Masih di bukit Golgotta pada abad
pertama masehi. Tetapi Allah menyelamatkannya.
Sekitar 600 tahun
setelah peristiwa Golgotta, Wahab bin Zaid dan Rafi’ bin Huraimilah keduanya
pendeta Cabbala-Yahudi berkata kepada Rasulullah SAW : “Muhammad kami tidak
percaya kerasulanmu, kecuali engkau mendatangkan catatan dari langit dan kami
dapat membacanya, atau engkau memancarkan beberapa sungai di tanah Arab buat
kami. Setelah itu terbukti barulah kami
akan percaya dan mengikuti seruanmu”. Pada saat itu juga Allah menurunkan wahyu
kepada Rasulullah SAW :
“am turieduuna an-tas-a-luu rosuulakum kamaa su-i-la Muusaa min qoblu; wa
man-yyatabaddalil-kufro bil-imaani, faqod
dholla sawaa-a-ssabili”. : “Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada
rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu ? Dan
barangsiapa menukar iman dengan kekafiran, sungguh orang itu telah tersesat
dari jalan lurus”; (Al-Baqoroh : 108).
Sekian, terima
kasih.
Birrahmatillahi
Wabi’aunihi fi Sabilih.
Wassalamu’alaikum
War. Wab.
Jakarta, 24 Juni
2005,
Pengasuh,
HAJI AGUS MIFTACH
Ketua Umum Front
Persatuan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar