Pengajian Ketujuhpuluh Delapan (78),
Oleh : KH. Agus Miftach
Assalamu’alaikum War. Wab.
Bismillahirrahmanirrahiem,
“Dan (ingatlah) ketika Kami berikan kepada
Musa Al-Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan
yang salah agar kamu mendapat petunjuk” ; Al-Baqoroh : 53.
Kita akan melakukan eklektik pembahasan
secara multiperspektif sesuai tradisi
pengajian ini, untuk mencapai obyektivitas tertinggi dan kedalaman yang
komprehensif.
Pokok Bahasan.
Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan Kitab Taurat
merupakan bentuk perjanjian Allah dengan Bani Israil yang masa berlakunya
setelah mereka lepas selamat dari lautan (Laut Merah). Pada ayat ini lafadh “La’allakum
tahdaduun” lebih bermakna sebagai
pemisah antara petunjuk dan kesesatan.
Turunnya Kitab Taurat ini menurut Tafsir
Jalalain sekaligus memberikan legitimasi kerasulan Musa a.s, dan tentu saja
merupakan bagian nikmat Allah yang terpenting bagi Bani Israil. Kitab Taurat
ini apabila dilaksanakan dengan konsekwen akan menjadi sumber syari’at dan
petunjuk yang akan dapat mengantar Bani Israil menjadi Bangsa yang ber-tauhid
dan terhindar dari kesesatan kemusyrikan penyembahan berhala.
Kitab Taurat diakui pula sebagai kitab suci
Ummat Islam dan saripati-nya terangkum di dalam Al-Qur’an. Sementara Ummat
Kristen mengakui kitab suci Taurat dalam bentuknya yang utuh yang disebut
sebagai Perjanjian Lama. Disamping itu terdapat Perjanjian Baru yaitu kitab
suci Injil yang turun kepada Nabi Isa a.s. Himpunan kedua Kitab Perjanjian Lama
dan Kitab Perjanjian Baru itu disebut Bible. 75 % dari Bible sesungguhnya
adalah Kitab Perjanjian Lama.
Kitab Taurat atau Kitab Perjanjian Lama
diakui oleh ummat Yahudi, Kristen dan Islam sebagai kitab suci. Tetapi seperti
semua kitab suci, tidak turun langsung dari sorga, tidak didektekan langsung
oleh Tuhan atau Malaikat kepada manusia, melainkan melalui proses sejarah dan
penulisan yang tentu saja dipengaruhi pula oleh keadaan, waktu dan suasana
disekitarnya serta oleh para penulisnya
itu sendiri. (Kitab Suci Al-Qur’an juga ditulis oleh satu tim yang terdiri 65
orang yang sudah pernah disinggung pada pengajian terdahulu yang pada pengajian-pengajian
mendatang rencananya akan kita dalami lagi.). Maka sesungguhnya suatu
penyelidikan ilmiah dapat dilakukan terhadap kitab-kitab suci.
Seluruh isi Kitab Perjanjian Lama dalam
sejarahnya yang panjang itu terdiri 39 kitab, 929 surat dan 23.160 ayat. Adapun
kompilasi pembagiannya sbb. :
1.
Kitab Taurat, terdiri : Kitab-kitab Kejadian, Keluaran,
Imamat, Bilangan dan Ulangan,
2.
Kitab Nabi-nabi, terdiri :
a. Kitab-kitab Nabi-nabi yang Dahulu,
yaitu : Kitab-kitab Yusak, Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja,
b. Kitab-kitab Nabi-nabi Kemudian, yaitu
:Kitab-kitab Yesaya, Jeremia, Yehezkiel dan 12 Nabi kecil, mulai dari Nabi Hose
s/d Nabi Maleakhi.
3.
Surat-surat, terdiri dari : Mazmur, Ayub, Amtsal, Syirul
Atsar, Rut, Nudub, al-Khatib, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia dan Tawarekh.
Disamping itu terdapat kumpulan uraian kitab
suci yang pertama, yaitu Taurat dengan berbagai keterangan dari guru-guru (para
rabi) dari masa ke masa yang telah mengabdikan hidup mereka untuk mempelajari
kitab suci. Merupakan sebuah ensiklopedi yang berisi hukum, peradaban,
kemanusiaan dan ketuhanan. Inilah kitab induk yang disebut TALMUD, yang
mewarnai seluruh pelaksanaan dari ketiga kompilasi kitab suci Agama Yahudi
tersebut.
Secara garis besar Kitab Talmud terdiri dua
bagian utama, yaitu : Bagian pertama disebut Halachah, berisi peraturan,
undang-undang yang bagian terbesarnya tentang upacara-upacara keagamaan dan
kaitannya dengan kaum Lewi. Bagian kedua disebut Hagadah, berupa legenda
yang bagian terbesarnya berisi tentang moral dan sejarah yang banyak
diantaranya bahkan bersifat khayali.
Ordo Iluminati.
Inilah bahasan kedelapan tentang Ordo
Illuminati. Kita lanjutkan dengan lingkup Kristen. Dan Brown novelis masyhur
Amerika Serikat yang Illuminati-Masonic dalam best-seller “the Da Vinci Code
(2005)” mengemukakan : ‘Kaisar Roma yang paganis (penyembah berhala),
Konstantin Agung adalah tokoh yang menentukan empat Injil Matius, Markus, Lukas
dan Yohanes menjadi Kitab Injil resmi dari 80 kitab nominasi lainnya. Sepanjang
hidupnya Konstantin Agung tetap seorang pagan. Dia baru dibaptis menjelang ajal
ketika kedudukan politiknya sudah lemah.
Dimasa kebesaran Konstantin agama resmi
Romawi adalah pemujaan matahari Sol-Invictus (Matahari Tak Tertandingi)
dimana Kaisar Konstantin merupakan Pendeta Kepalanya. 3 abad setelah penyaliban
Yesus-Kristus, para pengikut Kristus terus tumbuh berlipat-lipat mengguncangkan
stabilitas agama Matahari Romawi. Kaum Kristen dan Pagan saling berperang
mengancam membelah Roma menjadi dua. Pada th. 325 M untuk menyelamatkan Roma,
Konstantin Agung yang paganis itu memutuskan untuk menyatukan Romawi dalam
sebuah agama yang tunggal, yaitu agama Kristen.
Dengan kata lain arsitek agama Kristen
sesungguhnya adalah Konstantin Agung, kaisar Romawi yang paganis. Dalam hal ini
Konstantin adalah seorang pebisnis piawai
yang bertaruh pada kuda pemenang, dengan meleburkan para pemuja Dewa
Matahari kedalam Kristen, dengan cara meleburkan symbol-simbol,
tanggal-tanggal, dan ritus-ritus pagan ke dalam tradisi Kristen yang sedang
tumbuh. Dengan cara itu Konstantin telah menciptakan semacam agama hybrid yang
dapat diterima kedua belah pihak.
Transmogrifikasi, atau jejak-jejak
agama pagan dalam simbologi Kristen jelas nyata. Cakram matahari kaum pagan
Mesir kuno menjadi lingkaran halo para santo Katolik. Piktogram Isis yang
sedang menyusui putranya yang lahir karena mukjizat, menjadi cetak biru
penggambaran modern Perawan Maria yang menyusui bayi Yesus. Dan nyaris semua
unsur ritus Katolik seperti- mitra, altar, doksologi dan komuni, makan tuhan
diambil langsung dari agama-agama pagan masa awal.
Tidak ada yang asli dalam Kristen. Mithra,
adalah tuhan pra-Kristen, disebut Putra Tuhan dan Cahaya Dunia, lahir dan mati
tgl. 25 Desember, dikubur dalam sebuah makam batu, dan kemudian dibangkitkan
dalam 3 hari. 25 Desember ternyata juga hari lahir Osiris, Adonis dan Dionysus.
Bahkan ritus mingguan Kristen juga berasal dari tradisi pagan. Awalnya Kristen
menghormat Sabat Yahudi pada hari Sabtu, tapi Konstantin menggesernya agar
bertemu dengan hari kaum pagan memuja matahari, yaitu pada hari Minggu atau Sun-Day,
Hari Matahari.
Untuk memperkuat politik penyatuan agama itu,
Konstantin Agung menyelenggarakan Konsili Nicea (325 M). Dalam forum itu
banyak aspek agama Kristen diperdebatkan dan ditetapkan berdasarkan voting,
a.l. tanggal Paskah, peran para Uskup, administrasi Sakramen, dan yang terpenting
Ketuhanan Yesus. Artinya sebelum Konsili Nicea Yesus dipandang para
pengikutNya sebagai Nabi yang dapat mati, seorang laki-laki agung yang punya
kekuatan, tapi tidak lebih seorang manusia biasa yang fana. Bukan Putra Tuhan.
Penetapan Yesus sebagai Putra Tuhan secara
resmi diusulkan dan ditetapkan melalui voting oleh Konsili Nicea. Ini sangat
penting bagi mempertahankan kesatuan dan keutuhan kekaisaran Romawi dan bagi
basis kekuatan Vatikan yang baru. Dengan secara resmi memuja Yesus sebagai
Putra Tuhan, Konstantin telah mengubah Yesus menjadi dewa yang berada diluar
cakupan dunia manusia, menjadi sebuan entitas dengan kekuatan yang tak
tertandingi. Ini menghilangkan kendala kaum pagan yang biasa memuja dewa, dan
bagi Kristen dapat menebus diri dengan cukup menghubungkan diri dengan saluran
suci-Gereja Katolik Roma. Menurut Dan Brown sesungguhnya ini berintikan pada
masalah kekuasaan.
Entitas Kristus yang ilahi sebagai Juru
Selamat penting bagi Negara dan Gereja. Para sarjana mengklaim bahwa gereja masa
awal telah mencuri Yesus dari pengikut aslinya dengan membajak pesan-pesan
manusiawinya, mengaburkannya dalam jubah ketuhanan yang tak tertembus dan
menggunakannya untuk perluasan kekuasaan mereka. Pendek kata Konstantin sang
arsitek telah mengambil keuntungan politik dari pengaruh dan arti penting
Kristus yang besar. Dan dalam melakukannya, Konstantin telah membentuk wajah
Kristen seperti yang kita kenal sekarang. Konstantin bahkan secara khusus
membiayai proyek pengadaan ‘Alkitab Baru’, yang meniadakan semua aspek
manusiawi Yesus, serta memasukkan aspek ketuhanan Yesus.
Maka Kitab-kitab Injil yang terdahulu
dianggap melanggar hukum, lalu dikumpulkan dan dibakar. Yang melanggar
ketentuan kitab baru ini akan dianggap sebagai kaum bid’ah, heretic. Tetapi
suatu keajaiban ditemukan Dead Sea Scrolls, Gulungan-Gulungan Laut Mati
th. 1950an yang tersembunyi disebuah gua dekat Qumran di gurun Yudea, yang
merupakan bagian penting naskah asli. Juga ditemukan Gulungan Koptik th.
1945 di Nag Hammadi. Naskah-naskah asli ini berbicara tentang kependetaan Yesus
dalam pengertian yang sangat manusiawi, bukan ilahi. Tentu ini membuktikan
ketidakcocokkan dan pemalsuan sejarah yang mencolok untuk tujuan kekuasaan
politik tahta Romawi dan tahta Vatikan. Vatikan berusaha memberangus semua ini.
Tetapi pengungkapan Dan Brown pada masa mutakhir ini membuktikan kegagalan
Vatikan.
Sudah barangtentu ini akan mengguncangkan
iman-Kristiani. Sementara dilingkup Islam, jaringan mass-media
Illuminati-Freemasonry bertindak lebih
vulgar dengan memuat karikatur Nabi Muhammad SAW yang bersifat insinuasi di
Koran Denmark Jyllands Posten dan lalu meluas kejaringan media Eropa,
yang tentu sudah diperhitungkan akan membangkitkan reaksi keras dari dunia
Islam, sampai pada tingkat kekerasan fisik thd obyek-obyek Barat seperti yang
tampak di Suriah, Indonesia, Libanon, Mesir, Iran, Afghanstan, Pakistan dan
berbagai kawasan muslim di dunia. Tiba-tiba kita telah berada ditepi “perang
peradaban” seperti scenario Albert Pike dan prediksi Samuel P Huntington yang
akan menjadi model Perang Dunia ke III yang direncanakan awal abad 21.
Ahmadiyah.
Saat ini dunia tengah menyaksikan
kekejaman-kekejaman masyarakat mayoritas muslim terhadap minoritas Ahmadiyah di
Indonesia yang benar-benar mengerikan. Memunculkan wajah peradaban Islam yang
tidak keruan rupanya. Penindasan, perampasan, vandalisme dan penghinaan
terhadap martabat dan hak-hak azasi manusia dipertontonkan di Indonesia dengan
vulgar dan brutal. Ini semua melengkapi wajah-wajah gelap agama samawi yang
memang sengaja dimunculkan secara optimal di dunia oleh Illuminati-Freemasonry
melalui jaringan mass-media mereka yang luas, untuk menciptakan degradasi,
demoralisasi, dekulturisasi dan desakralisasi agama-agama samawi dalam rangka
penghancuran legitimitas religius, sehingga pada waktunya dapat digusur dari
mainstream peradaban dunia untuk digantikan dengan Novus Ordo Seclorum
Illuminati-Freemasonry yang bercorak secular-humanis tanpa agama. Sekian.
Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih,
Wassalamu’alaukum War. Wab.
Jakarta 10 Februari 2006
Pengasuh,
KH. AGUS MIFTACH
Ketua Umum Front Persatuan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar