11.7.17

Pengajian Ketujuhpuluh Delapan (78),

Pengajian Ketujuhpuluh Delapan (78),

Oleh : KH. Agus Miftach

Assalamu’alaikum War. Wab.
Bismillahirrahmanirrahiem,

“Dan (ingatlah) ketika Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah agar kamu mendapat petunjuk” ; Al-Baqoroh : 53.

Kita akan melakukan eklektik pembahasan secara multiperspektif  sesuai tradisi pengajian ini, untuk mencapai obyektivitas tertinggi dan kedalaman yang komprehensif.

Pokok Bahasan.

Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan Kitab Taurat merupakan bentuk perjanjian Allah dengan Bani Israil yang masa berlakunya setelah mereka lepas selamat dari lautan (Laut Merah). Pada ayat ini lafadh “La’allakum tahdaduun”  lebih bermakna sebagai pemisah antara petunjuk dan kesesatan.

Turunnya Kitab Taurat ini menurut Tafsir Jalalain sekaligus memberikan legitimasi kerasulan Musa a.s, dan tentu saja merupakan bagian nikmat Allah yang terpenting bagi Bani Israil. Kitab Taurat ini apabila dilaksanakan dengan konsekwen akan menjadi sumber syari’at dan petunjuk yang akan dapat mengantar Bani Israil menjadi Bangsa yang ber-tauhid dan terhindar dari kesesatan kemusyrikan penyembahan berhala.

Kitab Taurat diakui pula sebagai kitab suci Ummat Islam dan saripati-nya terangkum di dalam Al-Qur’an. Sementara Ummat Kristen mengakui kitab suci Taurat dalam bentuknya yang utuh yang disebut sebagai Perjanjian Lama. Disamping itu terdapat Perjanjian Baru yaitu kitab suci Injil yang turun kepada Nabi Isa a.s. Himpunan kedua Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru itu disebut Bible. 75 % dari Bible sesungguhnya adalah Kitab Perjanjian Lama.

Kitab Taurat atau Kitab Perjanjian Lama diakui oleh ummat Yahudi, Kristen dan Islam sebagai kitab suci. Tetapi seperti semua kitab suci, tidak turun langsung dari sorga, tidak didektekan langsung oleh Tuhan atau Malaikat kepada manusia, melainkan melalui proses sejarah dan penulisan yang tentu saja dipengaruhi pula oleh keadaan, waktu dan suasana disekitarnya  serta oleh para penulisnya itu sendiri. (Kitab Suci Al-Qur’an juga ditulis oleh satu tim yang terdiri 65 orang yang sudah pernah disinggung pada pengajian terdahulu yang pada pengajian-pengajian mendatang rencananya akan kita dalami lagi.). Maka sesungguhnya suatu penyelidikan ilmiah dapat dilakukan terhadap kitab-kitab suci.

Seluruh isi Kitab Perjanjian Lama dalam sejarahnya yang panjang itu terdiri 39 kitab, 929 surat dan 23.160 ayat. Adapun kompilasi pembagiannya sbb. :

1.     Kitab Taurat, terdiri : Kitab-kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan,
2.     Kitab Nabi-nabi, terdiri :
a.   Kitab-kitab Nabi-nabi yang Dahulu, yaitu : Kitab-kitab Yusak, Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja,
b.   Kitab-kitab Nabi-nabi Kemudian, yaitu :Kitab-kitab Yesaya, Jeremia, Yehezkiel dan 12 Nabi kecil, mulai dari Nabi Hose s/d Nabi Maleakhi.
3.     Surat-surat, terdiri dari : Mazmur, Ayub, Amtsal, Syirul Atsar, Rut, Nudub, al-Khatib, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia dan Tawarekh.

Disamping itu terdapat kumpulan uraian kitab suci yang pertama, yaitu Taurat dengan berbagai keterangan dari guru-guru (para rabi) dari masa ke masa yang telah mengabdikan hidup mereka untuk mempelajari kitab suci. Merupakan sebuah ensiklopedi yang berisi hukum, peradaban, kemanusiaan dan ketuhanan. Inilah kitab induk yang disebut TALMUD, yang mewarnai seluruh pelaksanaan dari ketiga kompilasi kitab suci Agama Yahudi tersebut.
Secara garis besar Kitab Talmud terdiri dua bagian utama, yaitu : Bagian pertama disebut Halachah, berisi peraturan, undang-undang yang bagian terbesarnya tentang upacara-upacara keagamaan dan kaitannya dengan kaum Lewi. Bagian kedua disebut Hagadah, berupa legenda yang bagian terbesarnya berisi tentang moral dan sejarah yang banyak diantaranya bahkan bersifat khayali.

Ordo Iluminati.

Inilah bahasan kedelapan tentang Ordo Illuminati. Kita lanjutkan dengan lingkup Kristen. Dan Brown novelis masyhur Amerika Serikat yang Illuminati-Masonic dalam best-seller “the Da Vinci Code (2005)” mengemukakan : ‘Kaisar Roma yang paganis (penyembah berhala), Konstantin Agung adalah tokoh yang menentukan empat Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes menjadi Kitab Injil resmi dari 80 kitab nominasi lainnya. Sepanjang hidupnya Konstantin Agung tetap seorang pagan. Dia baru dibaptis menjelang ajal ketika kedudukan politiknya sudah lemah.

Dimasa kebesaran Konstantin agama resmi Romawi adalah pemujaan matahari Sol-Invictus (Matahari Tak Tertandingi) dimana Kaisar Konstantin merupakan Pendeta Kepalanya. 3 abad setelah penyaliban Yesus-Kristus, para pengikut Kristus terus tumbuh berlipat-lipat mengguncangkan stabilitas agama Matahari Romawi. Kaum Kristen dan Pagan saling berperang mengancam membelah Roma menjadi dua. Pada th. 325 M untuk menyelamatkan Roma, Konstantin Agung yang paganis itu memutuskan untuk menyatukan Romawi dalam sebuah agama yang tunggal, yaitu agama Kristen.

Dengan kata lain arsitek agama Kristen sesungguhnya adalah Konstantin Agung, kaisar Romawi yang paganis. Dalam hal ini Konstantin adalah seorang pebisnis piawai  yang bertaruh pada kuda pemenang, dengan meleburkan para pemuja Dewa Matahari kedalam Kristen, dengan cara meleburkan symbol-simbol, tanggal-tanggal, dan ritus-ritus pagan ke dalam tradisi Kristen yang sedang tumbuh. Dengan cara itu Konstantin telah menciptakan semacam agama hybrid yang dapat diterima kedua belah pihak.

Transmogrifikasi, atau jejak-jejak agama pagan dalam simbologi Kristen jelas nyata. Cakram matahari kaum pagan Mesir kuno menjadi lingkaran halo para santo Katolik. Piktogram Isis yang sedang menyusui putranya yang lahir karena mukjizat, menjadi cetak biru penggambaran modern Perawan Maria yang menyusui bayi Yesus. Dan nyaris semua unsur ritus Katolik seperti- mitra, altar, doksologi dan komuni, makan tuhan diambil langsung dari agama-agama pagan masa awal.

Tidak ada yang asli dalam Kristen. Mithra, adalah tuhan pra-Kristen, disebut Putra Tuhan dan Cahaya Dunia, lahir dan mati tgl. 25 Desember, dikubur dalam sebuah makam batu, dan kemudian dibangkitkan dalam 3 hari. 25 Desember ternyata juga hari lahir Osiris, Adonis dan Dionysus. Bahkan ritus mingguan Kristen juga berasal dari tradisi pagan. Awalnya Kristen menghormat Sabat Yahudi pada hari Sabtu, tapi Konstantin menggesernya agar bertemu dengan hari kaum pagan memuja matahari, yaitu pada hari Minggu atau Sun-Day, Hari Matahari.

Untuk memperkuat politik penyatuan agama itu, Konstantin Agung menyelenggarakan Konsili Nicea (325 M). Dalam forum itu banyak aspek agama Kristen diperdebatkan dan ditetapkan berdasarkan voting, a.l. tanggal Paskah, peran para Uskup, administrasi Sakramen, dan yang terpenting Ketuhanan Yesus. Artinya sebelum Konsili Nicea Yesus dipandang para pengikutNya sebagai Nabi yang dapat mati, seorang laki-laki agung yang punya kekuatan, tapi tidak lebih seorang manusia biasa yang fana. Bukan Putra Tuhan.

Penetapan Yesus sebagai Putra Tuhan secara resmi diusulkan dan ditetapkan melalui voting oleh Konsili Nicea. Ini sangat penting bagi mempertahankan kesatuan dan keutuhan kekaisaran Romawi dan bagi basis kekuatan Vatikan yang baru. Dengan secara resmi memuja Yesus sebagai Putra Tuhan, Konstantin telah mengubah Yesus menjadi dewa yang berada diluar cakupan dunia manusia, menjadi sebuan entitas dengan kekuatan yang tak tertandingi. Ini menghilangkan kendala kaum pagan yang biasa memuja dewa, dan bagi Kristen dapat menebus diri dengan cukup menghubungkan diri dengan saluran suci-Gereja Katolik Roma. Menurut Dan Brown sesungguhnya ini berintikan pada masalah kekuasaan.

Entitas Kristus yang ilahi sebagai Juru Selamat penting bagi Negara dan Gereja. Para sarjana mengklaim bahwa gereja masa awal telah mencuri Yesus dari pengikut aslinya dengan membajak pesan-pesan manusiawinya, mengaburkannya dalam jubah ketuhanan yang tak tertembus dan menggunakannya untuk perluasan kekuasaan mereka. Pendek kata Konstantin sang arsitek telah mengambil keuntungan politik dari pengaruh dan arti penting Kristus yang besar. Dan dalam melakukannya, Konstantin telah membentuk wajah Kristen seperti yang kita kenal sekarang. Konstantin bahkan secara khusus membiayai proyek pengadaan ‘Alkitab Baru’, yang meniadakan semua aspek manusiawi Yesus, serta memasukkan aspek ketuhanan Yesus.

Maka Kitab-kitab Injil yang terdahulu dianggap melanggar hukum, lalu dikumpulkan dan dibakar. Yang melanggar ketentuan kitab baru ini akan dianggap sebagai kaum bid’ah, heretic. Tetapi suatu keajaiban ditemukan Dead Sea Scrolls, Gulungan-Gulungan Laut Mati th. 1950an yang tersembunyi disebuah gua dekat Qumran di gurun Yudea, yang merupakan bagian penting naskah asli. Juga ditemukan Gulungan Koptik th. 1945 di Nag Hammadi. Naskah-naskah asli ini berbicara tentang kependetaan Yesus dalam pengertian yang sangat manusiawi, bukan ilahi. Tentu ini membuktikan ketidakcocokkan dan pemalsuan sejarah yang mencolok untuk tujuan kekuasaan politik tahta Romawi dan tahta Vatikan. Vatikan berusaha memberangus semua ini. Tetapi pengungkapan Dan Brown pada masa mutakhir ini membuktikan kegagalan Vatikan.

Sudah barangtentu ini akan mengguncangkan iman-Kristiani. Sementara dilingkup Islam, jaringan mass-media Illuminati-Freemasonry  bertindak lebih vulgar dengan memuat karikatur Nabi Muhammad SAW yang bersifat insinuasi di Koran Denmark Jyllands Posten dan lalu meluas kejaringan media Eropa, yang tentu sudah diperhitungkan akan membangkitkan reaksi keras dari dunia Islam, sampai pada tingkat kekerasan fisik thd obyek-obyek Barat seperti yang tampak di Suriah, Indonesia, Libanon, Mesir, Iran, Afghanstan, Pakistan dan berbagai kawasan muslim di dunia. Tiba-tiba kita telah berada ditepi “perang peradaban” seperti scenario Albert Pike dan prediksi Samuel P Huntington yang akan menjadi model Perang Dunia ke III yang direncanakan awal abad 21.

Ahmadiyah.

Saat ini dunia tengah menyaksikan kekejaman-kekejaman masyarakat mayoritas muslim terhadap minoritas Ahmadiyah di Indonesia yang benar-benar mengerikan. Memunculkan wajah peradaban Islam yang tidak keruan rupanya. Penindasan, perampasan, vandalisme dan penghinaan terhadap martabat dan hak-hak azasi manusia dipertontonkan di Indonesia dengan vulgar dan brutal. Ini semua melengkapi wajah-wajah gelap agama samawi yang memang sengaja dimunculkan secara optimal di dunia oleh Illuminati-Freemasonry melalui jaringan mass-media mereka yang luas, untuk menciptakan degradasi, demoralisasi, dekulturisasi dan desakralisasi agama-agama samawi dalam rangka penghancuran legitimitas religius, sehingga pada waktunya dapat digusur dari mainstream peradaban dunia untuk digantikan dengan Novus Ordo Seclorum Illuminati-Freemasonry yang bercorak secular-humanis tanpa agama. Sekian.

Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih, Wassalamu’alaukum War. Wab.

Jakarta 10 Februari 2006
Pengasuh,


KH. AGUS MIFTACH
Ketua Umum Front Persatuan Nasional





Tidak ada komentar:

Posting Komentar