Pengajian
Keseimbilan-puluh Satu (91).
Assalamu’alaikum
War. Wab.
Bismillahirrahmanirrahiem.
“Maka kami jadikan yang
demikian itu peringatan bagi orang-orang
pada masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” : Albaqoroh : 66.
Pembahasan
dari berbagai sudut pandang dilakukan secara ekektik untuk mencapai perspektif yang holisitis dan hikmah
pemahaman yang komprehensif dan lebih mendalam terhadap ayat diatas.
Pokok
Bahasan.
Ayat
diatas merupakan rangkaian yang utuh dengan ayat sebelumnya. Seperti telah
diterangkan dalam pengajian ke 90, Allah telah menghukum orang-orang Yahudi
penduduk desa pantai Ayilah karena melanggar ketentuan hari peribadatan-Sabbath.
Ayat ini menjelaskan maksud dari hukuman itu untuk menjadi peringatan bagi Bani
Israil dan penduduk negeri sekitar kawasan itu agar mereka tidak melakukan
perbuatan semacam itu. Hal itu dimaksudkan pula sebagai pelajaran bagi orang
yang bertakwa pada masa itu dan masa selanjutnya hingga hari kiamat, agar
menjauhi perbuatan seperti kaum Ayilah itu, supaya tidak di adzab Allah SWT.
Peristiwa
seperti diterangkan pada ayat 65 dan bersambung pada ayat ini, menurut catatan
Ibnu Katsir terjadi pada masa Raja Daud a.s. Allah Ta’aala berfirman, “Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani
Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan
mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak
melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya sangat buruklah apa
yang selalu mereka perbuat itu” (Al-Maa’idah : 78-79).
Seperti
diterangkan pada Pengajian ke-90 orang-orang penduduk pantai Ayilah memasang
alat-alat penangkap ikan pada Jum’at malam, karena larangan bekerja pada hari
Sabtu (hari Sabbath) yang merupakan hari peribadatan Yahudi. Padahal ikan-ikan
pantai Ayilah hanya ramai bermunculan pada hari Sabtu. Dengan cara itu penduduk
Ayilah memenuhi dua hal prinsip, yaitu tidak melanggar ketentuan hari Sabbath
karena secara fisik mereka tidak bekerja, namun mereka tetap memperolah
mata-pencaharian mereka dengan daya intelektual mereka. Namun menurut jumhur
mufassirin, mereka tetap dihukum menjadi kera dalam arti sebenarnya. Al-Manar
dan Ibnu Katsir merujuk pada Hadits Riwayat Mujahid r.a. yang berpendapat
hukuman itu bersifat kejiwaan dimana
jiwa mereka menjadi seperti kera yang tidak dapat memahami ajaran dan
peringatan. Inilah yang saya sebut sebagai mentall-regresive,
yaitu kemunduran mental pada tingkat das Es (intinktif belaka). Pada pengajian
ke-90 saya berpendapat bahwa penduduk pantai Ayilah telah melakukan hal benar
menurut logika dan Syari’at Islam yang mengkategorikan mencari nafkah yang
halal sebagai ibadah. Mekanisme perintah dan hukuman yang primitive sebagaimana
diterangkan jumhur mufassirin dan diluar
akal sehat itu menjadi sebab utama tidak berkembangnya agama Yahudi.
Ayat
65-66 Al-Baqoroh, memang tidak menjelaskan secara rinci peristiwa pelanggaran
Sabbath itu, kecuali hanya moment historisnya saja, dan tidak ada kekeliruan
didalamnya. Tetapi penjelasan jumhur mufassirin telah menimbulkan dekandensi
akal pikiran. Dilihat dari substansi narasinya para jumhur mufassirin lebih
banyak terpengaruh cerita-cerita Bibel. Maka motivasi peringatan ayat diatas
dengan penafsiran yang dekaden tersebut menjadi tidak produktif karena
tidak sesuai dengan akal sehat.
Diperlukan penafsiran yang lebih sesuai dengan tingkat kecerdasan umat manusia
yang terus berkembang dari zaman ke zaman.
Mayoritas
Yahudi menganut Qabala.
Jauh
sebelum Musa a.s. menyatakan diri sebagai Utusan Tuhan, mayoritas Bani Israil
telah memeluk kepercayaan Qabala. Kasus Lembu Samiri adalah salah satu fakta.
Dan kepercayaan itu benar-benar menjadi mainstream spiritualitas Yahudi
sepanjang sejarahnya. Bahkan sejak zaman Ibrahiem yang berasal dari pengaruh
rejim pagan Aur-Khaldan seperti dianut ayahnya Azar Tarih. Pada pengajian ke-90
y.l diungkapkan bahwa organizing Qabala mulai memperoleh bentuk modern pada
masa pembuangan Bani Israil di Babilonia abad ke-6 SM, dan dalam masa 22 abad
kemudian menjelma menjadi gerakan rahasia “Illuminati”
yang berpengaruh di dunia modern dan menjadi peletak dasar peradaban
Judeo-Griko yang merupakan fondasi peradaban Barat modern dewasa ini. Para rahib Yahudi
mencampurkan Taurat kedalam system Qabala, menghasilkan kitab sinkretis
yang disebut Talmud yang juga sudah
kita bahas dalam pengajian-pengajian terdahulu.
Nama
Illuminati sendiri tidak berasal dari peradaban Qabala, namu berasal dari
peradaban Kristen. Nama itu pertama kali diberikan oleh para rahib Gereje Nicene Awal kepada mereka yang berserah diri untuk di
baptis masuk Kristen. Illumnati sendiri bermakna “mereka yang menerima cahaya”
atau “pencerahan”, karena diyakini telah menerima petunjuk nurani ketika di
baptis kedalam iman Katolik.
Dalam
perkembangannya pada abad ke-16 terdapat sebuah sekte Katolik bernama
Illuminati yang mengembangkan ajaran mistik. Sekte inilah yang kemudian
disusupi kaum Qabala yang waktu itu tengah dikejar-kejar kekuasaan gereja di
zaman Inkuisisi Spanyol. Ordo Illuminati yang tersusupi itu kemudian berkembang
dan muncul di Perancis dengan nama ‘Guirinets’ pada periode 1623-1635. Kemudian muncul di
Spanyol dan Italia dengan nama ‘Alumbardo’
yang artinya telah dapat berkomunikasi langsung dengan Roh Kudus, karena itu
tidak lagi diperlukan ritus gerejani. Sekte ini kemudian oleh Gereja Katolik
dianggap bid’ah dan menjadi sasaran
Inkuisisi. Ini membuat mereka bergerak dibawah tanah dan berdiam diri hampir
dua abad. Baru pada th. 1771 nama Illuminati kembali terdengar sebagai sebuah
organisasi yang didirikan Adam Weishaupt di
Inglostadt, Bavaria ,
yang didirikan atas dasar Ordo Qabala
Putih kuno (vide, Pengajian ke-90) dengan tujuan untuk merubah peradaban
manusia kearah materialisme sepenuhnya. Adam Wieshaupt yang sudah banyak kita
bahas pada pengajian-pengajian yang lalu adalah juga seorang pakar Okultisme,
dan menamakan kelompok intinya dengan ‘Perfectibilisen’
yang diambilnya dari kaum Cathar
cabang agama Qabala yang pernah berkembang di Eropa selama 4 abad. Sejarah
gereja mencatat Paus Innocentius III telah
mengerahkan angkatan perang dan berhasil menghancurkan gerakan kaum Cathar di
medan-perang Albigensia pada awal
abad ke-13. Pemakaian nama itu oleh Adam Weishaupt menunjukkan kesinambungan
dan konsistensi gerakan kaum Qabala yang tidak pernah padam hingga masa
sekarang melalui gerakan Illuminati-Freemasonry dengan semua instrument dan
atributnya. Bahkan Illuminati-Freemasonry telah berhasil mendorong
perubahan-perubahan besar di dunia hingga mencapai bentuknya seperti yang
sekarang ini, a.l. melalui Revolusi Perancis, Revolusi Jerman, Revolusi
Bolshevik, Perang Dunia I dan II.
Peperangan
sepanjang masa.
Perang
antara bangsa Israel
dan bangsa Palestina sudah terjadi sejak 3000 th yang lalu. Perang besar
pertama terjadi pada th. 1010 SM yang menewaskan Saul, Raja Israel pertama. Perang besar kedua
terjadi pada th. 1000 SM, ketika Raja Israel Daud menyerbu lembah Edom,
mengkhianati persahabatan dengan bangsa Palestina yang memberinya vassal Hebron
dan mendukungnya merebut Jerusalem. Sejak itu, maka sejarah Israel dan Palestina adalah sejarah
peperangan tanpa akhir hingga di masa sekarang. Artinya peperangan itu tidak
ada sangkut pautnya dengan agama Islam. Kecuali menyangkut Masjidil-Aqsha. Kita
mendukung perjuangan nasional bangsa Palestina untuk merdeka, dan kita semua
berjuang untuk kebebasan Masjidil-Aqsha dari kekuasaan Israel .
Ajakan
sementara partai politik agar Kaum Muslimin Indonesia memberikan 1 dolar untuk
Palestina adalah hal yang baik-baik saja, tapi sesungguhnya format penyelesaian
sengketa Palestina sudah tertuang dalam Resolusi PBB No. 181, tgl. 19 Nopember
1947 yang dijiwai Kesepakatan Yalta 1945, yang menentukan berdirinya dua negara
di bumi Palestina, Yaitu Palestina dan Israel. Yang menjadi persoalan adalah
batas-batas territorial yang selalu didominasi Israel yang didukung Amerika
Serikat dan Uni Eropa.
Dalam
pengajian-pengajian yang lalu saya ingatkan bahwa perjuangan untuk Negara
Israel yang hanya merupakan entitas kecil merupakan sebuah kamuflase dari
tujuan besar Illuminati-Freemasonry, yaitu menaklukkan dunia kedalam Novus Ordo
Seclorum dan E Pluribus Unum yang menjadi platform perjuangan sejati mereka.
Untuk mencapai itu, kalau perlu mereka akan mengobarkan Perang Dunia ke-III
seperti rencana Albert Pike, yang disulut dari perang Israel-Palestina yang
akan dikembangkan menjadi perang Barat melawan Islam yang akan berpuncak dengan
Perang Dunia Ke-III.
Sikap
Pemerintah Hamas di Jalur Gaza yang menolak
mengakui keberadaan Israel ,
akan menjadi kunci pecahnya perang Israel-Palestina yang dalam perkembangan
selanjutnya akan melibatkan Iran
dan kekuatan-kekuatan militant Arab, sementara negara-negara Barat akan berdiri
di belakang Israel .
Ketika 3 bulan yang lalu kita membahas kemungkinan ini, dunia terasa masih
damai. Tiba-tiba sekarang kita semua telah berada di tepi gejala-gejala Perang
Dunia ke-III.
Pertanyaannya
kemudian, jika kita berikan 1 dolar
untuk Palestina, lalu berapa dolar untuk busung lapar, gizi buruk, para
pengungsi yang kelaparan, dan anak-anak tak mampu sekolah di negeri kita sendiri.
Ingat di negara kita sudah banyak orang bunuh diri karena miskin.
Sekian,
terima kasih, Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih,
Wassalamu’alaikum
War. Wab.
Pengasuh,
HAJI
AGUS MIFTACH
Ketua
Umum Front Persatuan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar