11.7.17

Pengajian Keseratus Enambelas (116),


Pengajian Keseratus Enambelas (116),

Oleh : KH. Agus Miftach

Assalamu’alaikum War. Wab,
Bismillahirrahmanirrahiem,

Dan Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) berkata,”Allah mempunyai anak.” Mahasuci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah milikNya. Mereka tunduk kepadaNya, (116) Yang Menciptakan langit dan bumi. Dan apabila Dia berkehendak pada sesuatu, maka dia hanya mengatakan padanya,”Jadilah !” Maka jadilah ia.” (117) ; Al-Baqoroh : 116-117.

Kita akan membahas kedua ayat ini dengan pendekatan eklektik-multiperspektif, baik dari perspektif teologi, antropologi, historiografi maupun psikologi secara holistis untuk memperoleh kajian yang mendalam dan komprehensif agar dapat dicapai pemahaman yang mendalam.

Pokok Bahasan

Jumhur mufassirin berpendapat bahwa  ayat ini merupakan bantahan terhadap faham kaum Yahudi dan Nasrani bahwa Allah beranak. Ibnu Katsir menambahkan dengan kaum musyrik (paganis) Arab yang menganggap malaikat sebagai anak perempuan Allah.

Narasi Jalalain dan Ibnu Katsir menggambarkan suatu bantahan dari persepsi biologis bahwa Allah beranak sedangkan Dia tidak beristri. Dalam hal ini Ibnu Katsir menunjuk kasus Isa Al-Masih yang dinyatakan sebagai anak Allah oleh kaum Nasrani, sementara Jalalain menambahkan dengan kasus Uzair yang dinyatakan oleh kaum Yahudi sebagai anak Allah (vide, At-Taubah : 30). Hal ini menunjukkan kurang mendalamnya pemahaman para mufassir abad ke-7 Hijriyah atau abad ke 12 Masehi itu terhadap teologi Nasrani dan Yahudi kecuali hanya kulit luarnya saja.

Isa atau Yesus sendiri tidak pernah menyatakan bahwa dirinya sebagai Anak Allah dan Ilahi. Perubahan status Yesus dimulai justru setelah kematiannya, yaitu melalui mitos kebangkitannya yang konon pertama kali disaksikan oleh para wanita. Ini menjadi sumber gagasan bahwa seorang laki-laki yang telah menderita kematian yang memalukan karena disalib bersama dua orang bandit, adalah seorang Messiah (Juru Selamat). Ini mengejutkan dan sekaligus menjadi daya tarik bagi penganut baru.

Pertama para pengikut Yesus diakui sebagai salah satu sekte dalam agama Yahudi melalui pernyataan tokoh Sandherin pendeta Farisi Gemaliel. Pengikut gerakan Yesus ini terus meningkat di Jerusalem, Lydia, Yope, Kaesarea, Galilea dan Damasakus. Pemimpin tertinggi mereka di masa gereja awal ini ialah tiga murid Yesus, Peter, James dan  John yang disebut Pilar. Saudara laki-laki Yesus, James yang digelari the Tzaddik (yang lurus) menjadi tokoh yang memperlihatkan terintegrasinya sekte Yesus dalam kehidupan religiusitas Yahudi di Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha) di Jerusalem. Mereka mematuhi Taurat lebih dari kaum Yahudi ortodoks.

Paulus pendiri agama Kristen.

Adalah Paulus tokoh pembaharu ajaran Yesus dan praktis merupakan pendiri agama Kristen yang dengan berani menyatakan bahwa Yesus merupakan “lokus penyelamatan”. Bukan penyelamatan dari chaos primal (ketidakteraturan azali) melainkan penyelamatan dari dosa dan kematian.

Paulus mengesampingkan simbolisasi situs teofani seperti kota suci Jerusalem dan Baitul Maqdis (Haekal Sulaimen), bahkan mengabaikan ritus Taurat, melainkan menekankan proses psikologis yang menjadikan setiap jiwa adalah gereja, setiap jiwa adalah situs teofani itu sendiri. Jadi tidak perlu ziarah kemana-mana dan menjalani ritus yang bertele-tele karena yang sakral ada di setiap hati orang yang beriman, yang sakral ada di dalam yang profan.

Paulus muncul pertama kali sebagai pemimpin kaum pelarian di Anthiokia setelah mereka diusir dari Jerusalem oleh kaum Yahudi ortodoks. Dikota inilah pertama kali mereka .disebut Kristen karena di kota inilah Yesus pertama kali ditahbiskan secara resmi atau dilantik secara anumerta sebagai “Christos” (Sang Messiah). Paulus menyatakan,”Semua yang hidup dalam Kristus telah menjadi anak-anak Tuhan dan anak-anak keturunan Abraham, apapun asal usul etnik mereka.”

Inilah pembaruan dan pemberontakn terhadap ortodoxi Yahudi yang hanya menganggap dirinya yang berhak mendapatkan kemuliaan dari YHWH (Allah) dan semua goyim atau gentile (non-yahudi) hanya berhak mendapat cucuran berkah dari Yahudi.. Teologi baru Paulus telah mendobrak diskriminasi spiritual itu dan menempatkan semua orang sama dalam Kristus. Paulus melepaskan diri dari keterikatan simbolisasi dengan Jerusalem dan Baitul Maqdis yang selalui dikuasai kaum Yaudi ortodoks, tetapi memiliki klaimnya sendiri atas Jerusalem dalam fantasi akopaliptik akhir zaman dimana Jesus akan turun kembali di Bukit Zaitun di Jerusalem, membenarkan kaum Kristen dan memimpin  umat manusia kedalam kedamaian yang hakiki. Mitologi akopaliptik serupa dalam versinya masing-masing juga dimiliki kedua agama Semit yang lain, Islam dalam mitos Imam Mahdi dan Yahudi dalam mitos Messiah Yahudi.

Pandangan Paulus yang merupakan arus utama dalam teologi agama Nasrani jelas tidak menempatkan Yesus sebagai anak biologis Allah tetapi lebih merupakan lokus penyelamatan ruhaniyat dalam spiritualitas yang egaliter dan proletar. Gerakan Nasrani adalah gerakan pembebasan spiritual dari dominasi kaum ortodoks yahudi yang eksklusif, dekaden dan mandeg kepada religiusitas inklusif yang massif dan menjangkau semua orang, siapa saja Yahudi dan non-Yahudi. Inilah yang kemudian membuat agama Kristen mampu berkembang keseluruh dunia, diawali dari sinkretisme gereja Romawi di zaman Constantine the Great dan terus berkembang hingga masa kini.

Konstantin Agung pendiri Kristen ortodoks.

Paulus ditangkap setelah menyampaikan khotbahnya yang spektakuler di Masjidil Aqsha. Paulus seorang Yahudi diaspora dari Yunani itu dihukum mati di Roma oleh Kaisar Nero pada th. 64 M. Sebelumnya pendahulunya Stefanus juga tokoh Yahudi diaspora dari Yunani telah dirajam sampai mati di luar kota Jerusalem atas perintah Dewan Sandherin setelah menyampaikan khotbah di Baitul Maqdis tentang Kisah Para Rasul (Acts of the Apostles) yg menggemparkan.

Ajaran reformasi Stefanus dan Paulus terus bergema dan menjadi arus utama dalam perkembangan agama baru ini yang tumbuh menjadi agama kedua terbesar di kekaisaran Romawi setelah agama resmi Sol Invectus (dewa matahari tak tertandingi). Untuk mencegah perang saudara kedua agama ini dan untuk mencegah kekacauan sosial akibat banyaknya sekte-sekte gereja Krsiten awal, dan untuk menjaga kestabilan tahtanya, Kaisar Konstantin Agung memfusikan kedua agama besar itu menjadi satu agama Hybride yang dapat diterima kedua belah pihak, dengan acara mengintegrasikan tradisi-tradisi agama matahari (paganisme) kedalam Kristen.

Maka sesungguhnya banyak tradisi ritual Kristen berasal dari Sol-Invectus, seperti Natal, Paskah dan Kebaktian Minggu (vide, Spirit Islam seri 5). Pada th. 325 M Konstatin Agung yang masih paganis itu menuntaskan pekerjaannya dengan mengadakan “Konsili Nicea” yang berhasil menetapkan tiga hal terpenting, yaitu :
Pertama, menetapkan  4 Injil Kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Johannes)  sebagai Kitab Suci umat Kristen yang sah sekaligus melarang semua Injil yang lain dan memusnahkan (tidak kurang 80 Injil dibakar).

Kedua, menetapkan Yesus sebagai ilahi, yang diikuti dengan sejumlah revisi dalam Injil kanonik untuk melegitimasi keilahian Yesus. Status Tuhan Putera bagi Yesus diadopsi Konstantin dari dewa Mitra, putra mahkota dewa matahari yang lahir dan mati tgl. 25 Desember dan mengalami bangkit dari kematian pada hari ketiga yang kemudian menjiwai ritual Natal dan Paskah (vide, Spirit Islam seri 5). Konsili Nicea telah mengubah teologi pembaruan Paulus yang demikian azasi kepada struktur paganisme Romawi yang mapan dan proto ortodoks.

Ketiga, membentuk hierarchy duniawi gereja suci yang tunggal yang berpusat di Roma dengan penguasa Pope (Paus) yang menjadi partnership Kaisar Romawi dalam memerintah imperium duniawi yang besar.

Dari fakta-fakta historis diatas  terdapat tiga periode gereja masa awal, yaitu :

Periode Pertama : Awal abad ke 1, pada masa Pilar dan James the Tzaddik, pengikut Yesus merupakan sekte dalam agama Yahudi dengan konsistensi Taurat yang tinggi dan terikat dengan semua ritus dan simbolisasi Yahudi terutama kota suci Jerusalem dan Masjidil Aqsha (Haekal Sulaiman).

Periode Kedua: pertengahan hingga akhir abad ke 1, pada masa Paulus, agama Kristen berdiri dengan teologi pembebasan yang Sufis dan progresif yang menjadi landasan  struktural dan kultural agama Kristen yang rasional, tauhidiyah dan modern.

Periode Ketiga : pada awal abad ke 4, pada masa Kaisar Romawi paganis Konstantin Agung, agama Kristen difusikan dengan agama pagan dewa matahari Sol Invectus menghasilkan struktur dan sinkretisme gereja ortodoks yang sekarang ini kita kenal yang berpusat pada tradisi kekuasaan Vatikan yang bersifat duniawi yang disebut dengan istilah Tahta Suci.

Produk peradaban

Tentang Uzair putra Allah dalam kepercayaan Yahudi hanya sekte kecil yang kemudian hilang dari percaturan agama Yahudi. Demikian pula tentang sekte paganisme Mekah yang mengganggap malaikat anak-anak perempuan Tuhan juga hilang dari percaturan agama-agama Hejaz, terutama setelah dominasi agama Islam.

Fakta-fakta diatas mengungkapkan betapa kurang mendalamnya  pengetahuan para jumhur mufassirin tentang agama Nasrani dan Yahudi. Berdasarkan latar belakang sejarahnya yang panjang, maka apa yang dicapai dalam agama Yahudi dan Nasrani adalah keniscayaan dari kondisi obyektif masing-masing. Tidak ada atribut salah dan benar, melainkan merupakan produk dari proses sosial yang mereka alami selama beradab-abad yang membentuk format spiritual dan bentuk religiusitas yang menjadi otoritas hakiki masyarakat yang bersangkutan secara determinant. Kita tidak memiliki hak untuk menjatuhkan vonis atau memaksakan otoritas atas dasar keyakinan kita yang tidak terlibat dalam proses kesejarahan mereka. Fakta diatas adalah produk peradaban suatu zaman yang dilalui umat manusia. Tuhan tidaklah keliru, tetapi para mufassir bisa keliru, seperti kita semua bisa khilaf.

Sekian, terima kasih, Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih,
Wassalamu’alaikum War. Wab.

Jakarta, 8 Desember 2006
Pengasuh,



KH. AGUS MIFTACH
Ketua Umum Front Persatuan Nasional.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar