11.7.17

Pengajian Ketujuhpuluh Sembilan (79)






Pengajian Ketujuhpuluh Sembilan (79)

Assalamu’alaikum War. Wab.
Bismillahirrahmanirrahiem,








“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertobatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu, dan bunuhlah dirimu. Hal itu lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu. Maka Allah menerima tobatmu. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang”; (Al-Baqoroh : 54).

Kita akan melakukan pembahasan secara eklektik multiperspektif dari berbagai sudut pandang secara komprehensif untuk mendapatkan obyektivitas tertinggi dan kedalaman pemahaman ayat ini.

Pokok Bahasan.

Ayat diatas menjelaskan tentang penerimaan tobat Bani Israil oleh Allah Ta’aala setelah peristiwa penyembahan lembu Samiri, sementara Musa menerima wahyu Taurat di bukit Tursina. Terdapat penyesalan, Bani Israil merasa telah melakukan kejahatan yang besar dengan menyekutukan Allah, mereka merasa telah tersesat. Maka Musa berkata :”Hai kaumku sesungguhnya kamu telah mendzalimi dirimu sendiri, karena kamu telah menuhankan anak lembu, maka bertobatlah kepada Tuhanmu”. Tafsir Ibnu Katsir menyatakan, bahwa kata “kepada Tuhanmu” mengisyaratakan betapa besar kejahatan yang telah mereka lakukan. Maka tidak ada jalan lain yang bisa menebus dosa itu kecuali mereka harus bertobat kepada Allah yang telah menciptakan mereka, sedangkan mereka telah menyembah hal lain bersama-Nya.

Diriwayatkan an-Nasa’i, Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari Yazid bin Harun melalui sanad Ibnu Abas : “Allah Ta’aala berfirman, ‘Sesungguhnya cara bertobat bagi mereka ialah agar setiap orang membunuh setiap orang yang dijumpainya dengan pedang, tidak peduli siapapun, baik ayah maupun anak. Sekitar 70 000 orang terbunuh. Musa dan Harun tidak mengetahui persis dosa-dosa setiap mereka, tetapi Allah Maha Mengetahui segalanya. Maka Allah mengampuni mereka yang dibunuh dan yang membunuh. Pertobatan dengan cara yang khusus karena besarnya dosa mereka itu diterima Allah Azza wa Jalla, sehingga Musa dan Bani Israil yang semula bersedih menjadi bersuka cita. Demikianlah Allah Yang Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang selalu penuh kemurahan kepada Bani Israil dimasa berlakunya  sebagai Sya’bullah al Muchtar (bangsa yang terpilih).

Ordo Illuminati.

Ini merupakan bahasan kesembilan dari kajian Ordo Illuminati-Freemasonry yang memasuki lingkup Kristen. Pada Pengajian ke 78, telah kita ungkapkan tentang Konsili Nicea th. 325 M yang digagas Kaisar Konstantin Agung dari Romawi yang paganis yang menjadi cetak biru agama Kristen sebagaimana formatnya sekarang. Kita lanjutkan bahasan ini dengan pengungkapan lebih jauh tentang kemanusiaan Yesus sebagai keadaannya yang asli. Novelis masyhur dari Amerika Serikat  yang Masonic, Dan Brown dalam international best-seller “the Da Vinci Code (2005)” mengungkapkan suatu fakta tentang kemanusiaan Yesus sebagai nabi secara gamblang dari sumber-sumber yang dapat dipertanggugjawabkan, a.l. Dead Sea Scrolls yang ditemukan di gua dekat Qumron di gurun Yudea 1950 dan Gulungan Koptik yang ditemukan di Nag Hammadi th. 1945 yang merupakan bagian terpenting dari Naskah asli Bible yang mengungkapkan tentang kenabian Yesus dalam arti yang sangat manusiawi, bukan ilahi. Menurut Dan Brown, segala yang diajarkan para leluhur tentang Yesus Kristus nyaris palsu seluruhnya. Seperti penghujatan Gereja terhadap Maria Magdalena sebagai pelacur adalah kebohongan belaka. Maria Magdalena adalah seorang perempuan suci keturunan bangsawan Benyamin. Dan lebih dari itu Maria Magdalena adalah istri Yesus. Pernikahan Yesus dan Maria Magdalena merupakan bagian dari catatan sejarah yang terdapat pada Dead Sea Scrolls dan Gulungan Koptik yang termuat dalam “Injil Philip”, yang berbunyi :
“Dan teman Sang Juru Selamat adalah Maria Magdalena. Kristus mencintainya lebih daripada cintanya kepada seluruh muridnya, dan Yesus sering menciumnya di mulut”. Dalam bahasa Aramic, kata teman laki-laki bagi perempuan pada zaman itu secara harfiah bermakna pasangan hidup. Kenyataan itu diperkuat dengan ciuman di mulut Yesus kepada Magdalena yang hanya dilakukan oleh pasangan suami-istri.  Dan menurut adat Yahudi setiap laki-laki harus menikah. Tidak menikah adalah terkutuk. Setiap ayah Yahudi bahkan wajib mencarikan istri yang pantas bagi anak laki-lakinya.
Pasangan Yesus – Maria Magdalena adalah pasangan bangsawan keturunan Daud dan Benyamin, darah biru yang memiliki martabat tinggi dalam peradaban Yahudi. Pasangan itu berada dalam garis keturunan tahta Yahudi. Ini menjadi pokok persoalan politik yang melahirkan penindasan Romawi terhadap Yesus, dan selanjutnya penindasan Romawi dan Vatikan terhadap  Maria Magdalena dan garis keturunan Yesus.

Berdasarkan Dead Sea Scrolls dan Gulungan Koptik, Dan Brown mengungkapkan, bahwa “Maria Magdalena hamil pada saat penyaliban. Untuk menyelamatkan anak Kristus yang belum lahir, Magdalena melarikan diri dari Tanah Suci Jerusalem. Dengan bantuan paman Yesus yang dapat dipercaya, yaitu Yosef dari Arimethea, Maria Magdalena menyembunyikan diri ke Perancis dengan sebutan samaran Gaul. Di Perancis Magdalena mendapat perlindungan yang aman dari komunitas Yahudi. Bayi Yesus lahir di Perancis dan diberi nama Sarah”. Karena Sarah ada dalam garis keturunan Raja Daud dan Sulaiman, maka para pelindung Yahudi di Perancis itu telah mencatat dengan cermat kehidupan Sarah dan ibunya Maria Magdalena. Sehingga tersedia cukup dokumen sebagaiman terungkap dalam Dead Sea Scrolls. Keturunan Yesus tumbuh dan memiliki silsilah yang berlanjut. Hal-ihwal ini disebut sebagai Dokumen Kaum Murni-berisi ribuan halaman yang belum diubah dari zaman pra-Konstantin, yang ditulis oleh pengikut-pengikut Yesus terdahulu yang memujanya sebagai guru dan nabi yang seutuhnya manusia. Dalam bagian dokumen ini terdapat pula dokumen yang oleh para sarjana diberi kode Q,-yaitu sebuah teks yang bahkan diakui oleh Vatikan, yang diduga merupakan buku ajaran Yesus yang asli yang ditulis dengan tangannya sendiri. Menurut Dan Brown, terdapat satu dokumen yang sangat mengejutkan yang disebutnya “The Magdalena Diaries” yang berisi catatan pribadi Maria Magdalena tentang hubungannya dengan Yesus, penyalibannya dan hari-harinya di Perancis. Maria Magdalena yang sejarahnya dipalsukan oleh Gereja sebagai pelacur itu, adalah Ratu yang diperlakukan tidak adil, dan dimakamkan secara rahasia bersama bukti-bukti tuntutan sah keluarganya akan takhta suci”. Demikian Dan Brown dalam the Da Vinci Code.

Apa yang diungkapkan Dan Brown, sulit untuk tidak dikatakan menggoncangkan keyakinan Kristiani. Tetapi suatu kenyataan tradisi Gereja yang kuat agaknya tidak akan mudah runtuh begitu saja. Tentu akan terdapat perlawanan-perlawanan dari Gereja yang akan menuduh bahwa Dead Sea Scrolls dan Gulungan Koptik adalah kesaksian palsu. Betapapun telah berkembang kerancuan dalam iman-Kristiani. Ingat ini merupakan bagian dari strategi Illuminati-Freemasonry (neo-Zionis) dalam fragmentasi agama-agama dan scenario Albert Pike dalam mengarahkan terjadinya Perang Dunia ke III di awal abad 21 dalam bentuk “perang peradaban”, untuk mewujudkan sesudahnya Novus Ordo Seclorum dan E Pluribus Unum.

Konflik Peradaban.

Menurut Francis Fukuyama (2005), Profesor Univ. John Hopkins, ‘Ideologi tidak terbatas pada doktrin politik yang eksplisit dan secular, namun bisa juga mencakup agama, budaya, dan nilai-nilai moral yang kompleks yang menyangga masyarakat’.
Max Weber dalam karyanya yang masyhur, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism, bahkan menyimpulkan bahwa, ‘Bentuk produksi materi bukanlah “basis”, melainkan suatu “superstruktur” yang berakar pada agama dan budaya, dan bahwa untuk memahami munculnya kapitalisme modern dan motif pengejaran keuntungan, harus dipelajari asal-usulnya di wilayah kesadaran manusia.’
Berdasarkan hipotesa ini, maka yang dimaksud ideology Barat adalah nilai-nilai secularism, ajaran dan tradisi Kristen dan Yahudi. Sedangkan ideology Islam adalah ajaran dan tradisi Islam.
Inilah dasar-dasar peradaban yang membentuk tata-gelar kehidupan manusia Barat dan manusia Muslim, dan kini tampak dalam interaksi konflik yang mengemuka yang bisa menjadi tema sentral dan pokok konflik global yang dikhawatirkan dapat menyulut Perang Dunia ke III di awal abad 21 ini sebagaimana diproyeksikan tokoh puncak Illuminati-Freemasonry Amerika Serikat akhir abad 19 mendiang Albert Pike. Dalam hal ini sosiolog terkemuka Amerika Serikat Samuel P Huntington (1993) mengatakan,’Interaksi diantara orang-orang dari peradaban yang berbeda dengan sendirinya meningkatkan kesadaran peradaban, yang pada gilirannya memperkuat perbedaan dan permusuhan yang berakar panjang, atau dianggap berakar panjang dalam sejarah’.

Ketika kita mulai membahas Ordo Illuminati-Freemasonry 8 pekan yang lalu, rasanya dunia ini masih tenang-tenang saja. Tetapi setelah kemenangan Hamas dalam Pemilu Palestina akhir Januari 2006, menyusul kemenangan Presiden Mahmud Ahmad Dinejad dalam Pemilu Iran sebelumnya (akhir 2005), berlanjut terakhir dengan krisis nuklir Iran (Feb.2006), dan yang paling provokatif kasus “Kartun Nabi Muhammad SAW” (Feb. 2006), tiba-tiba kini dunia telah berada diambang “perang peradaban” yaitu Perang Dunia ke III sebagaimana kita bahas sejak Pengajian Ke-74.
Jika kita mengetahui, sesungguhnya tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini. Semua peristiwa terjadi oleh sebab-akibat yang terbentuk dari perilaku sadar atau tak sadar manusia dalam mewujudkan suatu keadaan yang diinginkannya. Kita tahu apa yang diinginkan Illuminati-Freemasonry, dan kemampuan mereka untuk merekayasa peristiwa-peristiwa besar di dunia. Dengan menyadari hal ini, semua pihak Muslim, Kristen, Arab, Amerika dan Eropa hendaknya bekerja sama, menumbuhkan saling percaya untuk mencegah perang yang tengah direkayasa ini. Betapapun pengajian ini dengan spirit Rahmatan lil-Alamien, berpendapat, “DAMAI  JAUH LEBIH BAIK”. Sekian.

Birrahmatillahi Wabi’aunihi fi Sabilih,
Wassalamu’alaikum War. Wab.
Jakarta, 17 Februari 2006,
Pengasuh,



HAJI AGUS MIFTACH

Ketua Umum Front Persatuan Nasional


Tidak ada komentar:

Posting Komentar