Pengajian Ketujuhpuluh
Sembilan (79)
Assalamu’alaikum
War. Wab.
Bismillahirrahmanirrahiem,
“Dan
(ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Hai kaumku, sesungguhnya kamu
telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu
(sembahanmu), maka bertobatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu, dan bunuhlah
dirimu. Hal itu lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu. Maka
Allah menerima tobatmu. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang”; (Al-Baqoroh : 54).
Kita
akan melakukan pembahasan secara eklektik multiperspektif dari berbagai sudut
pandang secara komprehensif untuk mendapatkan obyektivitas tertinggi dan
kedalaman pemahaman ayat ini.
Pokok
Bahasan.
Ayat
diatas menjelaskan tentang penerimaan tobat Bani Israil oleh Allah Ta’aala
setelah peristiwa penyembahan lembu Samiri, sementara Musa menerima wahyu
Taurat di bukit Tursina. Terdapat penyesalan, Bani Israil merasa telah
melakukan kejahatan yang besar dengan menyekutukan Allah, mereka merasa telah
tersesat. Maka Musa berkata :”Hai kaumku sesungguhnya kamu telah mendzalimi
dirimu sendiri, karena kamu telah menuhankan anak lembu, maka bertobatlah
kepada Tuhanmu”. Tafsir Ibnu Katsir menyatakan, bahwa kata “kepada Tuhanmu”
mengisyaratakan betapa besar kejahatan yang telah mereka lakukan. Maka tidak
ada jalan lain yang bisa menebus dosa itu kecuali mereka harus bertobat kepada
Allah yang telah menciptakan mereka, sedangkan mereka telah menyembah hal lain
bersama-Nya.
Diriwayatkan
an-Nasa’i, Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari Yazid bin Harun melalui sanad
Ibnu Abas : “Allah Ta’aala berfirman, ‘Sesungguhnya cara bertobat bagi mereka
ialah agar setiap orang membunuh setiap orang yang dijumpainya dengan pedang,
tidak peduli siapapun, baik ayah maupun anak. Sekitar 70 000 orang terbunuh.
Musa dan Harun tidak mengetahui persis dosa-dosa setiap mereka, tetapi Allah
Maha Mengetahui segalanya. Maka Allah mengampuni mereka yang dibunuh dan yang
membunuh. Pertobatan dengan cara yang khusus karena besarnya dosa mereka itu
diterima Allah Azza wa Jalla, sehingga Musa dan Bani Israil yang semula
bersedih menjadi bersuka cita. Demikianlah Allah Yang Maha Penerima Tobat dan
Maha Penyayang selalu penuh kemurahan kepada Bani Israil dimasa berlakunya sebagai Sya’bullah al Muchtar (bangsa yang
terpilih).
Ordo
Illuminati.
Ini
merupakan bahasan kesembilan dari kajian Ordo Illuminati-Freemasonry yang
memasuki lingkup Kristen. Pada Pengajian ke 78, telah kita ungkapkan tentang Konsili
Nicea th. 325 M yang digagas Kaisar Konstantin Agung dari Romawi yang
paganis yang menjadi cetak biru agama Kristen sebagaimana formatnya sekarang.
Kita lanjutkan bahasan ini dengan pengungkapan lebih jauh tentang kemanusiaan
Yesus sebagai keadaannya yang asli. Novelis masyhur dari Amerika Serikat yang Masonic, Dan Brown dalam
international best-seller “the Da Vinci Code (2005)” mengungkapkan suatu
fakta tentang kemanusiaan Yesus sebagai nabi secara gamblang dari sumber-sumber
yang dapat dipertanggugjawabkan, a.l. Dead Sea Scrolls yang ditemukan di
gua dekat Qumron di gurun Yudea 1950 dan Gulungan Koptik yang ditemukan
di Nag Hammadi th. 1945 yang merupakan bagian terpenting dari Naskah asli Bible
yang mengungkapkan tentang kenabian Yesus dalam arti yang sangat manusiawi,
bukan ilahi. Menurut Dan Brown, segala yang diajarkan para leluhur tentang
Yesus Kristus nyaris palsu seluruhnya. Seperti penghujatan Gereja terhadap Maria
Magdalena sebagai pelacur adalah kebohongan belaka. Maria Magdalena adalah
seorang perempuan suci keturunan bangsawan Benyamin. Dan lebih dari itu Maria
Magdalena adalah istri Yesus. Pernikahan Yesus dan Maria Magdalena merupakan
bagian dari catatan sejarah yang terdapat pada Dead Sea Scrolls dan Gulungan
Koptik yang termuat dalam “Injil Philip”, yang berbunyi :
“Dan
teman Sang Juru Selamat adalah Maria Magdalena. Kristus mencintainya lebih
daripada cintanya kepada seluruh muridnya, dan Yesus sering menciumnya di
mulut”. Dalam bahasa
Aramic, kata teman laki-laki bagi perempuan pada zaman itu secara harfiah
bermakna pasangan hidup. Kenyataan itu diperkuat dengan ciuman di mulut Yesus
kepada Magdalena yang hanya dilakukan oleh pasangan suami-istri. Dan menurut adat Yahudi setiap laki-laki
harus menikah. Tidak menikah adalah terkutuk. Setiap ayah Yahudi bahkan wajib
mencarikan istri yang pantas bagi anak laki-lakinya.
Pasangan
Yesus – Maria Magdalena adalah pasangan bangsawan keturunan Daud dan Benyamin,
darah biru yang memiliki martabat tinggi dalam peradaban Yahudi. Pasangan itu
berada dalam garis keturunan tahta Yahudi. Ini menjadi pokok persoalan politik
yang melahirkan penindasan Romawi terhadap Yesus, dan selanjutnya penindasan
Romawi dan Vatikan terhadap Maria
Magdalena dan garis keturunan Yesus.
Berdasarkan
Dead Sea Scrolls dan Gulungan Koptik, Dan Brown mengungkapkan, bahwa “Maria
Magdalena hamil pada saat penyaliban. Untuk menyelamatkan anak Kristus yang
belum lahir, Magdalena melarikan diri dari Tanah Suci Jerusalem. Dengan bantuan
paman Yesus yang dapat dipercaya, yaitu Yosef dari Arimethea, Maria
Magdalena menyembunyikan diri ke Perancis dengan sebutan samaran Gaul. Di
Perancis Magdalena mendapat perlindungan yang aman dari komunitas Yahudi. Bayi
Yesus lahir di Perancis dan diberi nama Sarah”. Karena Sarah ada dalam garis
keturunan Raja Daud dan Sulaiman, maka para pelindung Yahudi di Perancis itu
telah mencatat dengan cermat kehidupan Sarah dan ibunya Maria Magdalena.
Sehingga tersedia cukup dokumen sebagaiman terungkap dalam Dead Sea Scrolls.
Keturunan Yesus tumbuh dan memiliki silsilah yang berlanjut. Hal-ihwal ini
disebut sebagai Dokumen Kaum Murni-berisi ribuan halaman yang belum diubah dari
zaman pra-Konstantin, yang ditulis oleh pengikut-pengikut Yesus terdahulu yang
memujanya sebagai guru dan nabi yang seutuhnya manusia. Dalam bagian dokumen
ini terdapat pula dokumen yang oleh para sarjana diberi kode Q,-yaitu sebuah
teks yang bahkan diakui oleh Vatikan, yang diduga merupakan buku ajaran Yesus
yang asli yang ditulis dengan tangannya sendiri. Menurut Dan Brown, terdapat
satu dokumen yang sangat mengejutkan yang disebutnya “The Magdalena Diaries”
yang berisi catatan pribadi Maria Magdalena tentang hubungannya dengan Yesus,
penyalibannya dan hari-harinya di Perancis. Maria Magdalena yang sejarahnya
dipalsukan oleh Gereja sebagai pelacur itu, adalah Ratu yang diperlakukan tidak
adil, dan dimakamkan secara rahasia bersama bukti-bukti tuntutan sah
keluarganya akan takhta suci”. Demikian Dan Brown dalam the Da Vinci Code.
Apa
yang diungkapkan Dan Brown, sulit untuk tidak dikatakan menggoncangkan
keyakinan Kristiani. Tetapi suatu kenyataan tradisi Gereja yang kuat agaknya
tidak akan mudah runtuh begitu saja. Tentu akan terdapat perlawanan-perlawanan
dari Gereja yang akan menuduh bahwa Dead Sea Scrolls dan Gulungan
Koptik adalah kesaksian palsu. Betapapun telah berkembang kerancuan dalam
iman-Kristiani. Ingat ini merupakan bagian dari strategi Illuminati-Freemasonry
(neo-Zionis) dalam fragmentasi agama-agama dan scenario Albert Pike dalam
mengarahkan terjadinya Perang Dunia ke III di awal abad 21 dalam bentuk “perang
peradaban”, untuk mewujudkan sesudahnya Novus Ordo Seclorum dan E
Pluribus Unum.
Konflik
Peradaban.
Menurut
Francis Fukuyama (2005), Profesor Univ. John Hopkins, ‘Ideologi tidak
terbatas pada doktrin politik yang eksplisit dan secular, namun bisa juga
mencakup agama, budaya, dan nilai-nilai moral yang kompleks yang menyangga
masyarakat’.
Max
Weber dalam karyanya yang
masyhur, The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism, bahkan
menyimpulkan bahwa, ‘Bentuk produksi materi bukanlah “basis”, melainkan suatu
“superstruktur” yang berakar pada agama dan budaya, dan bahwa untuk memahami
munculnya kapitalisme modern dan motif pengejaran keuntungan, harus dipelajari
asal-usulnya di wilayah kesadaran manusia.’
Berdasarkan hipotesa ini, maka yang dimaksud ideology Barat
adalah nilai-nilai secularism, ajaran dan tradisi Kristen dan Yahudi. Sedangkan
ideology Islam adalah ajaran dan tradisi Islam.
Inilah
dasar-dasar peradaban yang membentuk tata-gelar kehidupan manusia Barat dan
manusia Muslim, dan kini tampak dalam interaksi konflik yang mengemuka yang
bisa menjadi tema sentral dan pokok konflik global yang dikhawatirkan dapat
menyulut Perang Dunia ke III di awal abad 21 ini sebagaimana diproyeksikan
tokoh puncak Illuminati-Freemasonry Amerika Serikat akhir abad 19 mendiang Albert
Pike. Dalam hal ini sosiolog terkemuka Amerika Serikat Samuel P
Huntington (1993) mengatakan,’Interaksi diantara orang-orang dari peradaban
yang berbeda dengan sendirinya meningkatkan kesadaran peradaban, yang pada
gilirannya memperkuat perbedaan dan permusuhan yang berakar panjang, atau
dianggap berakar panjang dalam sejarah’.
Ketika
kita mulai membahas Ordo Illuminati-Freemasonry 8 pekan yang lalu, rasanya
dunia ini masih tenang-tenang saja. Tetapi setelah kemenangan Hamas dalam
Pemilu Palestina akhir Januari 2006, menyusul kemenangan Presiden Mahmud Ahmad
Dinejad dalam Pemilu Iran sebelumnya (akhir 2005), berlanjut terakhir dengan
krisis nuklir Iran (Feb.2006), dan yang paling provokatif kasus “Kartun Nabi
Muhammad SAW” (Feb. 2006), tiba-tiba kini dunia telah berada diambang “perang
peradaban” yaitu Perang Dunia ke III sebagaimana kita bahas sejak Pengajian
Ke-74.
Jika
kita mengetahui, sesungguhnya tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini. Semua
peristiwa terjadi oleh sebab-akibat yang terbentuk dari perilaku sadar atau tak
sadar manusia dalam mewujudkan suatu keadaan yang diinginkannya. Kita tahu apa
yang diinginkan Illuminati-Freemasonry, dan kemampuan mereka untuk merekayasa
peristiwa-peristiwa besar di dunia. Dengan menyadari hal ini, semua pihak
Muslim, Kristen, Arab, Amerika dan Eropa hendaknya bekerja sama, menumbuhkan
saling percaya untuk mencegah perang yang tengah direkayasa ini. Betapapun
pengajian ini dengan spirit Rahmatan lil-Alamien, berpendapat, “DAMAI JAUH LEBIH BAIK”. Sekian.
Birrahmatillahi
Wabi’aunihi fi Sabilih,
Wassalamu’alaikum
War. Wab.
Jakarta,
17 Februari 2006,
Pengasuh,
HAJI AGUS MIFTACH
Ketua
Umum Front Persatuan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar