5.7.17

ICMI dan ICMA Bersinergi

ICMI dan ICMA Bersinergi

Dr. Soekmana Soema – Ketua ICMA – Ikatan Cendekiawan Muslim Ahmadiyah (2 Maret 2007) agak pesimis, dengan mengemukakan  kekawatiran  jangan-jangan 20 tahun yang akan datang  kita sudah tidak  bisa memiliki Paspor Indonesia, karena Indonesia mungkin sudah bubar.

 Namun dalam kesempatan  sebelumnya Dr. Soema juga memberi ilustrasi tentang solusi bagi Negara dan Bangsa yang tetap ingin eksis dan meraih kemajuan serta persatuan dan Kemakmuran dibarengi Keadilan. Syaratnya , Negara tersebut harus mengadopsi berbagai perbedaan menjadi energi untuk membangun kebersamaan dan Kejayaan.

Dosen UNKRIS itu juga memberi contoh masa Kejayaan Spanyol-  Andalusia selama 700 tahun yang diwarnai dengan bersatunya Islam, Krinten , Yahudi membangun peradaban, yang sering disebut masyarakat Sekuler , sebagaimana Turki dimasa kini. Walaupun Islam merupakan Agama mayoritas, pemerintahan Turki tetap sekuler. Dan mereka meraih kemajuan dibanding Negara-Negara manapun yang mendasarkan pemerintahan pada hukum satu Agama saja.

Marwah Daud Ibrahim- Ketua Umum ICMI- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (2 Maret 2007) , mengajukan gagasan untuk meraih kemakmuran dan keadilan bagi Bangsa Indonesia, dengan konsep membagi Zona Indonesia Barat, Tengah dan Timur.
Zona Barat terdiri dari seluruh Propinsi yang ada di Sumatra dan sekitarnya sampai  DKI sekitar dan Jawabarat. Zona Tengah terdiri dari Kalimantan Jawa Tengah DIY . Zona Timur terdiri dari  Sulawesi sekitarnya Jawa Timur sampai Papua.

Menurut Marwah, sebaiknya ada beberapa Ibukota sesuai karakter dan Potensi  Daerah. Karena selama ini Jakarta telah kian terlalu berat menjadi Ibukota dengan segala fungsi. Ibukota Negara dan Pemerintahan, tapi juga Pusat Bisnis, Pusat Film, Pusat Industri, Perdagangan dll.
Dimasa depan sebaiknya dipisahkan ada Ibu Kota Pemerintahan, ada Kota  Pusat Film, , Kota Industri dll, yang menyebar diseluruh wilayah Indonesia. Marwah juga mengemukakan rasa optimismenya akan masa depan Indonesia yang diyakini bisa memimpin peradapan dunia, dengan asumsi setiap siklus tujuh ratusan tahun sekali Bangsa ini akan meraih kembali masa Kejayaan.

Ketua Umum ICMI itu kemudian menyebut nama Kerajaan-Kerajaan Besar dijaman Nusantara lama , seperti Majapahit , Sriwijaya bahkan juga Kutai Kartanegara.

Menurut studi Historiografis yang dilakukan ICMI, sejak lebih dua ribu tahun lalu Kerajaan besar yang ada di Nusantara selain mampu mempersatukan Bangsa dari berbagai suku, ternyata juga memiliki produk hukum yang tidak kalah demokratis dari Negara maju manapun saat ini.
 Masih menurut Dr Marwah Daud, kemakmuran dan Kejayaan Kerajaan-Kerajaan Nusantara itu, jika dihitung dengan siklus tujuh ratus tahunan , maka pada abad 21 ini Indonesia kembali akan meraih Kejayaan. Tentu dengan berbagai syarat yang rasional, sambil bersama memadukan seluruh potensi Bangsa !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar