5.7.17

Gus Dur dan Polisi Tidur

Gus Dur dan Polisi Tidur
Menjelang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2007 , Gus Dur kembali muncul di Forum Pengajian Tauhid Wahdatul Ummah (TWU). Menjawab pertanyaan wartawan dan peserta Pengajian TWU tentang kwalitas salah satu calon Gubernur DKI Jakarta yang berasal dari Pejabat Tinggi Polri, Gus Dur dengan santai menjawab, “Repotnya di Indonesia ini Cuma ada tiga Polisi yang jujur”! Satu Jendral Hugeng, Dua Patung Polisi, dan Tiga, Polisi Tidur! Tentu saja  disambut tawa meriah dari hadirin.
Menurut Gus Dur, salah satu cagub DKI yang minta restu ke PKB adalah Rano Karno. Berdasarkan survei berbagai lembaga independen, Rano Karno memang paling populer dan mendapat dukungan luas. Namun berdasarkan pertimbangan dari sejumlah pengurus PKB, sebaiknya calon Gubernur  DKI adalah orang yang pernah duduk di Jabatan formal, serta diterima dunia Internasional.
Dua persyaratan terakhir itu agak menghambat Rano Karno. Tapi disamping itu, kata Gus Dur lagi, kalau dalam hitungan bahasa Jawa, Rano itu artinya “tidak ada”, sementara Karno itu artinya “Kuping”- telinga. Kalau digandeng maka Rano Karno berarti “Tidak Ada Kuping” nya. Artinya ya tidak bisa mendengar aspirasi Rakyat, imbuh Gus Dur, yang juga kembali disambut tawa riuh hadirin TWU.




Hasril Pergi, Mewariskan
Konsep Keuangan  FPN
           
Hasril Syah Zaini (67 tahun), Ketua FPN Bogor telah pergi kembali kehadirat Ilahi Rabbi 6 Maret 2007. Mantan Dosen Pusat Pendidikan Pelayaran Besar (P3B) Semarang, milik Departemen Perhubungan RI itu, dimakamkan di pekuburan Musi Parung Bogor.
            Dibawah cuaca mendung  Jenazahnya disholatkan ratusan pelayat ditanah lapang tak jauh dari pekuburan. Maulana Qomarudin Shahid, penterjemah khutbah Khalifah Ahmadiyah  dalam siaran Muslim Television Ahmadiyah -MTA London , bertindak sebagai Imam .
            Nampak dalam deretan makmum Kh. Dr. Agus Miftach-Ketua Umum FPN, bersebelahan dengan Ahmad Sukanta- Pengurus Ansharullah Ahmadiyah, serta Kolonel Ahmad Basyar- Sekretaris  Al Wasiyat Ahmadiyah Indonesia membaur dengan ratusan pelayat lainnya.           
Kepergian Pak Hasril merupakan duka mendalam bagi aktivis FPN. Karena melalui pemikiran dan tangan pria yang sudah keliling dunia hampir keseluruh Negara, sebagai Perwira Pelaut itu, telah dihasilkan sebuah konsep system keuangan FPN.

            Konsep Keuangan  FPN yang dibidani Hasril dan Hadi Wahyudi SE, akan tetap  merupakan warisan  berharga dimasa mendatang. Karena dari system itulah managemen Keuangan FPN bisa  memenuhi akuntabilitas publik yang terbuka untuk diaudit lembaga manapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar