Gus Dur dan
Polisi Tidur
Menjelang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2007 , Gus Dur kembali muncul di
Forum Pengajian Tauhid Wahdatul Ummah (TWU). Menjawab pertanyaan wartawan dan
peserta Pengajian TWU tentang kwalitas salah satu calon Gubernur DKI Jakarta
yang berasal dari Pejabat Tinggi Polri, Gus Dur dengan santai menjawab,
“Repotnya di Indonesia ini Cuma ada tiga Polisi yang jujur”! Satu Jendral Hugeng,
Dua Patung Polisi, dan Tiga, Polisi Tidur! Tentu saja disambut tawa meriah dari hadirin.
Menurut Gus Dur, salah satu cagub DKI yang minta restu ke PKB adalah Rano
Karno. Berdasarkan survei berbagai lembaga independen, Rano Karno memang paling
populer dan mendapat dukungan luas. Namun berdasarkan pertimbangan dari
sejumlah pengurus PKB, sebaiknya calon Gubernur
DKI adalah orang yang pernah duduk di Jabatan formal, serta diterima
dunia Internasional.
Dua persyaratan
terakhir itu agak menghambat Rano Karno. Tapi disamping itu, kata Gus Dur lagi,
kalau dalam hitungan bahasa Jawa, Rano itu artinya “tidak ada”, sementara Karno
itu artinya “Kuping”- telinga. Kalau digandeng maka Rano Karno berarti “Tidak
Ada Kuping” nya. Artinya ya tidak bisa mendengar aspirasi Rakyat, imbuh Gus
Dur, yang juga kembali disambut tawa riuh hadirin TWU.
Hasril Pergi, Mewariskan
Konsep Keuangan FPN
Dibawah cuaca mendung Jenazahnya disholatkan ratusan pelayat
ditanah lapang tak jauh dari pekuburan. Maulana Qomarudin Shahid, penterjemah
khutbah Khalifah Ahmadiyah dalam siaran
Muslim Television Ahmadiyah -MTA London , bertindak sebagai Imam .
Nampak dalam deretan makmum Kh. Dr . Agus
Miftach-Ketua Umum FPN, bersebelahan dengan Ahmad Sukanta- Pengurus Ansharullah
Ahmadiyah, serta Kolonel Ahmad Basyar- Sekretaris Al Wasiyat Ahmadiyah Indonesia membaur dengan
ratusan pelayat lainnya.
Kepergian Pak Hasril merupakan duka
mendalam bagi aktivis FPN. Karena melalui pemikiran dan tangan pria yang sudah
keliling dunia hampir keseluruh Negara, sebagai Perwira Pelaut itu, telah
dihasilkan sebuah konsep system keuangan FPN.
Konsep Keuangan FPN yang dibidani Hasril dan Hadi Wahyudi SE,
akan tetap merupakan warisan berharga dimasa mendatang. Karena dari system
itulah managemen Keuangan FPN bisa
memenuhi akuntabilitas publik yang terbuka untuk diaudit lembaga
manapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar